Yogyakarta. Pdmsleman.Or.Id
Olimpiade Ahmad Dahlan (OlympicAD) VIII Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi dibuka, Sabtu (22/11). Pembukaan berlangsung di Grha Ibnu Sina SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang dipimpin Ketua PWM DIY Muhammad Ikhwan Ahada.
Sebanyak 1681 peserta sekolah/madrasah Muhammadiyah se-DIY turut berpartisipasi dalam agenda dua tahunan tersebut. Bersamaan dengan itu, mempertandingkan sebanyak 27 cabang lomba mulai dari bidang akademik, seni, keislaman, penelitian, hingga teknologi.
Sebanyak lima lokasi tersebar untuk pelaksanaan OlympicAD DIY VIII, yaitu SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Ketua Panitia OlympicAD DIY VIII Sarjilah mengatakan, sejak awal, para pendahulu Muhammadiyah telah meletakkan fondasi perlombaan dalam dunia pendidikan melalui Congres Moerid pada tahun 1925. Tujuannya, memperkuat silaturahmi dan menanamkan budaya kompetisi yang sehat di kalangan pelajar Muhammadiyah.
“Inilah tradisi besar yang diwariskan dan terus dijaga hingga kini. Dan hari ini, tradisi tersebut telah kita wujudkan dalam bentuk OlympicAD,” katanya.
Menurutnya, OlympicAD telah berkembang menjadi kompetisi terbesar di lingkungan Persyarikatan. Kompetisi tersebut mencakup akademik, seni, olahraga, teknologi, hingga keislaman. “Yang melibatkan para siswa, guru, dan kepala sekolah,” ucapnya.
Sarjilah menekankan, OlympicAD bukan sekadar ajang berkompetisi, tetapi menjadi ruang pemetaan potensi dan pembibitan talenta terbaik. “Yang kelak akan mewakili DIY ditingkat nasional di Makassar, Sulawesi Selatan pada Februari 2026 mendatang,” tuturnya.
Ketua Majelis Dikdasmen-PNF PWM DIY Achmad Muhamad menekankan, OlympicAD menjadi ajang silaturrahmi pelajar Muhammadiyah. “Bahwa OlympicAD kita bertanding dan berkompetisi, tapi satu hal yang jangan dilupakan, OlympicAD adalah ajang silaturrahmi,” tegasnya.
Achmad menambahkan, OlympicAD juga menjadi ruang untuk meningkatkan semangat berprestasi pelajar Muhammadiyah dalam bidang akademik, seni, olahraga, dan keislaman secara kolektif. “Kita tidak hanya bersemangat untuk menjadi juara di DIY saja, tapi harus sampai ke Makassar. Kita berangkat bersama-sama untuk meraih juara umum,” ujarnya.
Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY Tukiman mengapresiasi prestasi pelajar Muhammadiyah DIY sangat luar biasa. “Baik dari guru, kepala sekolah, maupun siswa-siswanya,” bebernya.
Tukiman sangat optimis, prestasi gemilang pelajar Muhammadiyah dapat berkembang lebih baik lagi. “Dengan sistem yang sudah terbangun sangat luar biasa, akan menjadi inspirasi dan pengisi prestasi gemilang ke depannya,” jelasnya.
Sementara, Ikhwan menyebut OlympicAD merupakan media anak-anak mengekspresikan kemampuan, pemahaman, daya nalar, sekaligus juga menjadi ruang mengamalkan. Menurutnya, hal ini berimplikasi pada tumbuhnya kepercayaan diri, terbentuknya karakter kompetitif yang sehat, serta meningkatnya motivasi belajar siswa.
“OlympicAD tidak hanya cerdas cermat, adu kemampuan secara kognitif-akademis, tapi juga ada fahmil Qur’an, bagaimana memahami Al-Qur’an, tapi juga ada sains dalam bentuk praktek,” jelasnya.
Ikhwan mendorong para peserta berkompetisi dengan sebaik-baiknya. Dengan outputnya, dapat meraih prestasi ditingkat nasional yang membanggakan.
“Dengan #DIYIstimewaPWMDIYJuara, ini memberikan semangat agar pasca-OlympicAD VIII, anak-anak kita lahir para juara dalam OlympicAD tingkat nasional di Makassar nanti,” katanya.
Ikhwan berharap, para peserta OlympicAD ini lahir menjadi kader-kader Dahlan muda yang berkemajuan. “Sebagai implementasi dari fastabiqul khayrat. Tidak sekadar perlombaan secara jasmani, tetapi berlomba apa yang dipahami menjadi amal harian, tapi memiliki dampak bagi agama, kemanusiaan, sosial, dan global,” tandasnya.
Rep (Cris)
Editor Arief Hartanto MPI PDM Sleman
![]()








