Ibnu Novel Hafidz, Proses Branding Bagaimana Membangun Persepsi Keunggulan Sekolah Muhammadiyah

Facebook
Twitter
LinkedIn
0 0
Read Time:2 Minute, 14 Second

Sleman, Pdmsleman.Or.Id

Ibnu Novel Hafidz, General Manager Hotel Grand Keisha dan Edy SR, Konsultan branding Brandpreneur beri Coaching Clinic Branding Sekolah Muhammadiyah kepada Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah dari unsur Paud, TK, SD, SMP, SMA dan SMK Muhammadiyah di Kabupaten Sleman pada Selasa, 29/08/2023 di Hotel Grand Keisha Yogyakarta.

Coaching pertama oleh Ibnu Novel Hafidz yang menyampaikan tentang bagaimana proses branding dilakukan. Sedangkan coaching kedua oleh Edy SR yang menyampaikan bagaimana teknis branding sekolah dengan memanfaatkan sosial media.

Ibnu Novel Hafidz mengawali coaching dengan memberi gambaran contoh mudah memahami branding adalah kisah Rasulullah Muhammad SAW mendapat gelar Al Amin. Sehingga ketika beliau menyampaikan  wa asyhadu anna Muhammadurrasulullah yaitu menyampaikan dirinya utusan Allah maka orang percaya kepada beliau. Branding Al Amin diberikan oleh orang-orang yang mengenalnya bahkan musuhnya juga mengakui.

“Visi itu pondasi. Sedangkan branding itu persepsi atau gambaran yang ada di benak. Dan persepsi dibangun oleh panca indra. Kita dapat menanamkan persepsi tentang sekolah mulai dari hal yang kecil, seperti menjaga kebersihannya, keramahan, pelayanan yang baik.

Jadi branding bukan hanya iklan, tapi melalui praktik langsung. Contoh ketika seseorang datang ke sekolah kemudian melihat sekolah bersih, rapi, terasa nyaman lalu kemudian dia masuk ke kamar mandi dan bau pesing maka persepsi yang tadi sudah dibenak bagus hancur hanya karena toilet yang pesing,“tegasnya.

Proses branding dapat diawali dengan melakukan analisis SWOT agar kita mengetahui posisi kita dimana. Kita harus tahu posisi kita dimana, lalu lihat pasar dan kompetitornya siapa.

Tidak harus kita menjadi siapa tetapi tetap menjadi diri sendiri. Posisi disini maksudnya kemampuan. Cari kemampuan apa yang kita miliki yang itu berbeda dengan kompetitor, sehingga calon siswa kelak dia akan menentukan akan sekolah dimana sesuai dengan yang dia minati.

“Proses disrupsi atau saling makan bukan yang besar yang akan mampu bersaing tetapi yang mampu beradaptasi yang akan bertahan,”ucapnya mengingatkan peserta coaching.

Ada beberapa pesan lain juga yang dapat dirangkum dari coachingnya. Pertama, tauhid itu hal yang sangat penting dalam branding. Karena semua hal terjadi tidak lepas dari kehendakNya.

Kedua, yang dijual lembaga pendidikan itu alumni. Jadi perhatikan betul alumni. Hargai alumni, contohnya selama mereka masih menjadi siswa, kita layani dengan baik. Misal dengan mengucapkan terima kasih setiap habis pembelajaran, meminta maaf jika salah.

Ketiga, di era digital saat ini ada 3R (rating, review, recommend) yang dilihat oleh orang, maka kita pelihara google map sekolah dengan sering diupdate dan upayakan rating bintangnya minimal 4,6. Lebih lanjut beliau juga menjelaskan  tentang brand step yaitu pondasi – komunikasi – ritensi – evaluasi.

Setelah peserta coaching menunaikan sholat Ashar dan coffe break dilanjutkan coaching oleh pemateri kedua.

Reportase : Pamuji Sri Subekti S.Si KS SMKM 2 Turi, MPI PDM Sleman

Editor : Arief Hartanto MPI PDM Sleman

Loading

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Leave a Replay

Solverwp- WordPress Theme and Plugin