Prambanan. Pdmsleman.Or.Id Musyawarah Daerah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kabupaten Sleman yang Ke-4 dilaksanakan di SD Muhammadiyah Prambanan pada Ahad 4 Agustus 2024 . Acara ini dibuka oleh Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sleman Eko Sumardiyanto yang dalam Sambutannya menyampaikan “ Pentingnya Musyda Sebagai Permusyawaratan tertinggi di tingkat Daerah yang agenda utama adalah Laporan Pertanggungjawaban Selama Satu Periode yang sudah berjalan, Penyusunan Rencana Program selama Satu Periode ke depan serta Pemilihan Pimpinan Kwarda yang Baru”. Selanjutnya Eko mengapresiasi dan berharap Musyda ini dapat menghasilkan keputusan-keputusan terbaik dan terpilih Pimpinan terbaik untuk periode berikutnya. Dalam Musyda ini hadir pula Ramanda Saridjo Selaku Ketua Kwartir Wilayah. Dalam sambutannya Saridjo menyampaikan pesan-pesan dan memotivasi kepada seluruh Musyawirin. Ramanda Sutarlan Selaku Ketua Kwarda HW Sleman menyampaikan bahwa “ Musyda ini sempat tertunda selama 3 Tahun, sehingga periode kwarda yang dipimpinannya telah berjalan selama 8 Tahun”. Hadir Pula Undangan dalam Musyda ini PDA Sleman, PDPM, PDNA, Tapak Suci Sleman serta PCM Prambanan. Di akhir Musyda Ramanda Sutarlan Kembali terpilih sebagai Ketua Kwarda HW Sleman periode 2023-2028 dengan Sekretaris Ramanda Rahmad. Reportase Eko Sumardiyanto PDM Sleman Editor Arief Hartanto MPI PDM Sleman
Depok, Pdmsleman.Or.Id Di Penghujung Rangkaian Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa (FORTASI), Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Sleman menyelenggarakan Malam Puncak Fortasi dan Resepsi Milad IPM yang ke-63 dengan bertempat di Pendopo Kalurahan Condong catur Sabtu 3 Agustus 2024. Acara ini dibuka oleh Wakil Ketua PDM Sleman Eko Sumardiyanto. Dalam Sambutannya Eko menyampaikan Selamat atas Suksesnya pelaksanaan Fortasi dan Selamat milad yang ke-63. Eko yang juga mantan Ketua Umum PD IPM Sleman ini mengajak kepada seluruh kader IPM Sleman untuk bisa memaksimalkan belajar organisasi melalui organisasi pelajar ini. ” Jadikan IPM Sebagai Kawah Candradimuka, tempat belajar dan penggemblengan diri”, ujar Eko. Bupati Sleman Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo Hadir Sebagai Keynote Speaker, memberikan kepada Para Kader IPM untuk bisa fokus belajar baik akademik maupun organisasi dan kepemimpinan melalui IPM. Sleman sebagai bagian dari Kota Pendidikan tentu tercermin dari para Pelajarnya yang punya daya saing yang tinggi. Bupati juga menyampaikan Selamat untuk Milad yang ke-63 IPM. Semoga semakin Jaya. Ketua PD IPM Sleman Nail memimpin Deklarasi Pelajar Anti Miras diikuti oleh seluruh Kader IPM yang hadir, lalu dilanjutkan dengan penandatanganan bersama. Rep Eko S, PDM Sleman Editor Arief Hartanto MPI PDM Sleman
Kalasan, PDmsleman.Or.Id Kalasan, 12 Juli 2024 PCM Kalasan menggelar Pengajian Rutin Lapanan bertempat di Masjid Baiturrahman Bayen, Purwomartani, Kalasan, Sleman, DIY dengan menghadirkan Ustadz Dr. H. Yayan Suryana, M.Ag., Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pengajian ini adalah pengajian rutin setiap selapan sekali antar PCM dan PCA se-Kabupaten Sleman di bawah koordinasi PDM Sleman, pada hari Jumat Kliwon bakda sholat Jumat, sekira pukul 13.00. Hadir dalam pengajian tersebut jajaran PDM/ PCA Kabupaten Sleman, PCM dan PCA se-Sleman, dan masyarakat simpatisan Muhammadiyah di sekitar Purwomartani. Ketua PCM Kalasan, H. Sunandar, S.Psi., dalam sambutannya menjelaskan bahwa “ PCM Kalasan mendukung penuh Pengajian rutin yang diinisiasi oleh PDM Sleman sebagai bagian dari dakwah Muhammadiyah untuk menguatkan dan membumikan nilai-nilai Islam bagi seluruh masyarakat”. Di bagian akhir sambutannya, Sunandar tidak lupa mempromosikan produk unggulan Majelis Ekonomi PCM Kalasan berupa ShampoMu, PastaMu, dan BodywashMu. Harapannya, produk-produk tersebut bisa menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan peralatan mandi warga masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah. Pemasaran produk Muhammadiyah sebagai upaya mewujudkan dakwah Muhammadiyah yang makmur dan memakmurkan. PCM yang berminat menjalin mitra untuk mengembangkan Majelis Ekonomi bisa berkomunikasi langsung dengan distributor Ustadz Sumadi, S.T., M.B.A. No. HP 081392444299. Narasumber pengajian, Dr. H. Yayan Suryana menyoroti pentingnya penguatan ideologi Kemuhammadiyahan di tengah-tengah masyarakat yang beragam dalam memaknai momen Tahun Baru Hijriyan 1446 H, Ustadz Yayan menjelaskan bahwa “ akhir-akhir ini Muhammadiyah menghadapi tantangan serius dalam mengembangkan dakwah di tengah-tengah realitas masyarakat yang semakin beragam”. Bahkan, warga Muhammadiyah pun pada kenyataannya semakin beragam latar belakang pemahaman dalam beragama Islam. Persyarikatan Muhammadiyah adalah organisasi besar dan sangat mapan, baik dari sisi usia maupun organisasinya sehingga semakin banyak simpatisan, bahkan pengurus Muhammadiyah dari berbagai ormas Islam lain karena faktor ekonomi, misalnya bekerja di amal usaha Muhammadiyah atau karena faktor sosioreligius tercerahkan oleh dakwah Muhammadiyah, bahkan mungkin karena faktor ingin mencari aman, berlindung di Muhammadiyah. Berdasarkan beberapa studi yang dilakukan oleh peneliti, warga Muhammadiyah itu dikelompokkan menjadi beberapa bagian yang biasanya diakronimkan dengan: Muhammadinu, yaitu warga Muhammadiyah yang masih mengamalkan kebiasaan NU, seperti tahlilan, yasinan, dll. Muhsal, Muhammadiyah yang cenderung kepada Salafi), Muhkris yaitu simpatisan Muhammadiyah dari Kristiani, yakni para mahasiswa beragama Kristen, Katholik yang study di Universitas Muhammadiyah di Indonesia bagian Timur, seperti NTT, Papua. Muhnas, yakni warga Muhammadiyah yang berhaluan nasionalis, dan Muhkhlis, yakni warga Muhammadiyah yang ikhlas, totalitas dalam ber-Muhammadiyah. Ustadz Yayan menegaskan bahwa dalam mengembangkan dakwah Muhammadiyah di tengah-tengah konstelasi dakwah ormas Islam lainnya di negeri ini jangan sampai terjebak masalah friksi yang menguras energi dan tidak produktif. Hal yang penting dilakukan adalah penguatan ideologi Kemuhammadiyahan bagi segenap warga Muhammadiyah sehingga dalam menghadapi berbagai khilafiyah dalam beribadah bisa menyikapi secara bijak, santun, dan tidak mudah terprofokasi. Menurutnya, warga dan simpatisan Muhammadiyah yang belum sepenuhnya beridiologi Muhammadiyah tidak harus dijauhi, tetapi harus berupaya dipenuhi kebutuhannya, terutama kebutuhan ruhaninya agar pada akhirnya ia memiliki ideologi Muhammadiyah yang kuat, seperti pepatah Jawa, kecekel iwake, aja buthek banyune. Menurut Ustadz yayan Suryana, hal-hal penting yang perlu dilakukan untuk penguatan ideologisasi Kemuhammadiyahan adalah sebagai berikut: Pertama, Mengembangkan Sekolah Kader. Sekolah ini khusus untuk mencetak kader-kader Muhammadiyah yang militan. Sekolah kader berbeda dari sekolah-sekolah Muhammadiyah yang selama ini ada karena para siswa dari Sekolah Muhammadiyah Umum tidak menjadi jaminan menjadi kader Muhammadiyah militan; Kedua, Mengoptimalkan peran Majelis Tablig dan Tarjih Muhammadiyah dari berbagai level pimpinan. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong majelis berperan aktif dalam dakwah Muhammadiyah di level akar rumput agar ideologisasi Kemuhammadiyah mengakar di seluruh masyarakat, terutama warga Muhammadiyah; Ketiga, Baitul Arqom bagi seluruh kader dan pengurus Muhammadiyah, baik ditingkat ranting, cabang, dan level di atasnya, termasuk para pengelola Amal Usaha Muhammadiyah. Baitul Arqom adalah pendidikan kader untuk menggembleng kader militan Muhammadiyah; Keempat, Gerakan Makmur dan memakmurkan masjid-masjid Muhammadiyah. Upaya ini dimaksudkan agar dakwah Muhammadiyah bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat sekaligus memberi identitas Muhammadiyah sesuai dengan prinsip gerakan dakwah yang makmur dan memakmurkan. Contoh kecilnya misalnya Gerakan menyediakan tempat sampah botol dan gelas minuman kemasan plastik yang berlabel Muhammadiyah kepada seluruh masjid-masjid Muhammadiyah; Kelima, Penguatan Guru dan dosen di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Hal ini penting untuk menyinkronisasikan pengamalan keagamaan yang relevan dengan keputusan-keputusan tarjih Muhammadiyah, misalnya dalam ibadah praktis, manasik haji, dll.; Keenam, Optimalisasi Dakwah Digital. Kita harus mengoptimalkan dakwah digital untuk menyelaraskan dengan kebutuhan kekinian dan membidik generasi milenial karena dakwah Muhammadiyah adalah dakwah yang mencerdaskan. Pada akhir pengajian, Ketua Majelis Dikdas PDM Sleman, Drs. Abdullah Kasri, mewakili Ketua PDM Sleman yang berhalangan hadir karena sakit, menyampaikan beberapa informasi, antara lain: (1) Pengajian Lapanan Jumat Kliwon, 16 Agustus 2024 yang akan datang bertempat di PCM Seyegan, diharapkan semua bisa hadir; (2) PKU Muhammadiyah Sleman sekarang ini sudah mulai beroperasi memberi layanan pasien. Diharapkan bulan Juni sudah terakreditasi sehingga bisa melayani pasien BPJS; (3) Diharapkan seluruh PCM beserta segenap Majelis-majelisnya aktif melakukan gerakan untuk merealisasikan program kerjanya; (4) Baitul arqom agar diintensifkan untuk seluruh kader Muhammadiyah di wilayah masing-masing. (Sarno R Sudibyo, MPI PCM Kalasan, https://pcmkalasan.or.id ) Reportase : DR. Sarno R Sudibyo, MPI PCM Kalasan Editor Arief Hartanto MPI PDM Sleman
Tempel, Pdmsleman.Or.Id Dalam rangka memasuki tahun ajaran baru 2024/2025, pada hari Jumat, 12 Juli 2024 SMP Muhammadiyah 1 Tempel mengadakan acara Sarasehan Pendidikan di ruang pertemuan sekolah setempat. Acara tersebut mengangkat tema “Peningkatan Layanan, Sinergitas dan Kualitas Pembelajaran Kurikulum Merdeka dan Ismuba di Era Digital”. Acara ini menghadirkan Abdullah Mukti, S.Ag., M.Pd., wakil sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai pemateri dalam acara ini serta diikuti oleh seluruh guru, karyawan dan staf SMP Muhammadiyah 1 Tempel. Dalam sambutannya Kepala sekolah Wahdan Arifudin, S.Pd. menyampaikan “ rasa terima kasih atas kerjasama dan perhatian segenap guru dan karyawan terlebih dengan kehadiran Abdulah Mukti, S.Ag, M.Pd sebagai narasumber luar biasa dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang menyempatkan waktu untuk berbagi pengalaman, kiat sukses selama memimpin sekolah dan terus berkiprah memajukan sekolah Muhammadiyah di segenap penjuru Indonesia”. Tema yang diambil tentang pelayanan atau service exelence, membangun sinergi dan kualitas pembelajaran terasa sangat penting di tengah-tengah persaingan sekolah yang semakin kompetitif baik sekolah negeri maupun swasta saat ini. Sarasehan sendiri merupakan wadah kegiatan untuk berdiskusi ataupun bertukar pikiran antar pihak yang bertujuan untuk membahas permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan kemudian mencari solusi dari kendala-kendala yang terjadi. Abdullah Mukti menyampaikan ” di dalam lingkup Pendidikan, Pelayanan is “everything”, sehingga pelayanan sangat berpengaruh pada perubahan kualitas sekolah”. Terkait layanan harus menumbuhkan kepercayaan, yang terpenting untuk diwujudkan ada tiga hal yakni, membangun citra sekolah (Image Building); membangun kepercayaan (Trust Building); dan lembaga perwalian (Trust Institution). Dengan memberika pelayanan yang terbaik, sehingga dapat mewujudkan keberhasilan sekolah. Sinergitas dan Kualitas Pembelajaran dapat ditingkatkan melalui hal-hal kecil seperti dimulai dengan kebersihan dan kerapian sekolah. Dalam meningkatkan kualitas Pendidikan juga harus didasari dengan mindset, karena mindset merupakan kepercayaan yang akan menentukan reaksi dan pemaknaan seseorang terhadap situasi. Dalam mewujudkan perubahan dapat dicapai melalui tips berikut, a) harus punya mimpi untuk kedepannya (Dream); harus yakin (Believe); berdoa dan lakukan (Pray & Will). Dalam peningkatan layanan, sinergitas dan kualitas Pendidikan dapat diupayakan dengan berbagai hal. Terutama peranan Kepala Sekolah sebagai innovator yang artinya Kepala Sekolah sebagai penentu untuk bergerak dalam melakukan perubahan. Namun, tidak hanya Kepala Sekolah saja akan tetapi berbagi peran antar Guru, Staf, dan karyawan harus senantiasa menciptakan ide atau hal-hal baru yang menarik dan ciptakan sigmentasi sekolah. Dalam era digital saat ini sekolah harus melakukan promosi yang tidak pernah berakhir (Never Ending Job Promoting). Dengan adanya perkembangan digital pada masa kini akan lebih memudahkan dalam melakukan promosi sekolah dengan memanfaatkan sosial media TikTok dan Instagram agar lebih banyak mencapai ketertarikan seseorang. Dengan adanya Sarasehan Pendidikan ini bertujuan dapat memotivasi guru dan dapat memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kualitas layanan sekolah. Upaya yang menjadikan sekolah itu hebat dapat dimulai dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Semoga dengan upaya yang dilakukan dapat memberikan kemudahan dan kelancaran dalam menuju SMP Muhammadiyah 1 Tempel berkembang pesat dan menjadi MUTESA JAYA. -Ayu Tri Utami, S.Pd., Guru SMP Muhammadiyah 1 Tempel
Seyegan, Pdmsleman.Or.Id Rabu 10 Juli 2024 menjadi penanda baru bagi Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ali Bin Abi Thalib Muhammadiyah di Margoagung Seyegan merayakan Khutbah Taaruf perdana, menandai dimulainya tahun ajaran baru. Acara bertema “Membangun Sinergisme antara Santri, Wali Santri, dan Pondok Pesantren” ini dihadiri oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sleman, Panewu Kapanewon Seyegan, pimpinan PCM Seyegan, lurah Margoagung, serta orang tua/wali santri dan tamu undangan lainnya. Khutbah Taaruf ini juga menjadi momen penyambutan 23 santri baru yang terdiri dari santri jenjang SMP, SMK, dan perguruan tinggi. Para santri akan mengikuti pembelajaran di sekolah umum dan kepondokan. Dalam sambutannya, H. Arif Sulistyo SIP selaku PDM Sleman menegaskan peran penting pesantren di tengah kondisi zaman yang memprihatinkan saat ini. “Pesantren adalah pilar esensial dalam pendidikan yang tidak bisa dipandang sebelah mata,” ujarnya. Konsep pendidikan holistik di pesantren, selain mengembangkan ilmu pengetahuan, juga menyemaikan akhlak dan adab santri melalui muamalah sehari-hari. Sementara itu, Panewu Kapanewon Seyegan menyambut baik kehadiran Ponpes Tahfidzul Qur’an Ali Bin Abi Thalib di wilayah Seyegan. “Ponpes ini diharapkan dapat meningkatkan sektor SDM dan ekonomi di Seyegan. Semoga putra-putri warga Seyegan juga dapat menjadi santri di sini,” harapnya. Direktur Pondok, Ustadz Santoso, menjelaskan hakikat khutbah taaruf dan pondok, “ meskipun Pondok Tahfidz belum memiliki lahan sendiri, ia menekankan bahwa selalu ada jalan untuk harapan dan ikhtiar yang baik. Mengirim anak ke pesantren diibaratkan seperti memindahkan anak pohon pisang dari induknya agar dapat tumbuh maksimal di tempat yang subur”. Istilah “titip” kepada pesantren memiliki makna mendalam. TITIP adalah akronim dari Tega, Ikhlas, Tawakkal, Ikhtiar, dan Percaya. Orang tua harus tega berpisah dengan anak, ikhlas melepaskan mereka, bertawakkal kepada Allah, terus berikhtiar memenuhi kebutuhan anak, dan memiliki kepercayaan penuh terhadap pesantren. Pada akhir khutbah taaruf, dilakukan penyerahan al-Qur’an secara simbolik kepada santri baru oleh Direktur Pondok, disaksikan oleh semua hadirin. Acara ini menunjukkan komitmen Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ali Bin Abi Thalib Muhammadiyah dalam menyiapkan generasi bangsa yang beriman, kuat, dan berilmu. Semoga Allah memberikan kemudahan dan menjadikan kita semua istiqomah dalam menyiapkan generasi yang memiliki keimanan yang kokoh, fisik yang kuat, dan ilmu pengetahuan yang mumpuni. Sebagaimana tayang di lansir dari
Turi, Pdmsleman.Or.Id Ahad 7 Juli 2024 sore bertepatan 1 Muharram 1446 H Ranting Aisyiyah Aisyiyah Wonokerto 2 Turi menyemarakkan Milad Aisyiyah ke 107 dengan mengadakan Jalan Sehat dengan peserta sekitar 300an peserta. Kegiatan ini digelar di halaman Masjid Ash Sholeh diawali dengan pembukaan acara dengan MC dibawakan oleh Ayu dari NA dan Rizqi dari PM setempat. Hj. Sri Wulanti, S.Pd selaku Ketua Ranting Aisyiyah Wonokerto 2 menyampaikan “ selamat datang serta terima kasih atas partisipasi dan semangat luar biasa dari para peserta mengikuti kegiatan jalan sehat kali ini dalam rangka Milad Aisyiyah 107 ”. Jalan sehat kali ini dimulai dari halaman majid Ash Sholeh diawali dengan pengibaran bendera start dengan sebelumnya diawali dengan doa, Adapun rute yang diambil mengelilingi kampung Garongan Wonokerto dengan suasana santai. Setelah perjalanan yang penuh suasana keakraban akhirnya para peserta finish Kembali di lokasi halaman masjid Ash Sholeh, kemudian peserta menyerahkan kupon untuk mengambil snack dan undian doorprize. Disela suasana tersebut Hj. Kusmiyati S.Pd dari PDA Sleman memberikan penguatan “betapa Aisyiyah di 107 tahun usia semakin mengokohkan dan Memperluas Dakwah Kemanusiaan Semesta, hal ini terwujud salah satunya dalam kegiatan jalan sehat kali ini dan juga dengan berbagai aspek dakwah di bidang ekonomi, Kesehatan, olah raga dll”. Acara ini dihadiri segenap pengurus dan simpatisan Aisyiyah, Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah dan nasyatul Aisyiyah se wonokerto 2, Takmis Masjid Ash Sholeh, Al Huda ojok, Al Hidayah Projayan, Mushola Al Hidayah Garongan serta tokoh masyarakat setempat. Dalam kesempatan ini juga diadakan pemeriksaan dan penyuluhan Kesehatan untuk para peserta oleh Dosen Universitas Muhammadiyah Magelang, harapannya dengan mengetahui kondisi ini diharapkan dapat mencegah penyakit sejak dini dan tentunya dengan menerapkan pola hidup sehat. Suasana semakin meriah dengan adanya pembagian doorprize, tidak besar nilainya tapi keakraban yang ditimbulkan sangat terasa, para peserta jalan sehat juga berharap kegiatan semacam ini bisa sering dilakukan selain untuk Kesehatan juga menjadi jalinan silaturahmi yang sangat terasa sebagai bentuk dakwah yang mengena di masyarakat Garongan Projayan Pojok dan sekitarnya. Reportase Hj. Kusmiyati S.Pd Editor Arief Hartanto MPI PDM Sleman
Sleman, Pdmsleman.Or.Id Nasyiatul Aisyiyah kini sudah berusia 93/96 tahun dan dalam merayakanya Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWNA DIY) menyelenggarakan kegiatan semarak milad Nasyiatul ‘Aisyiyah berupa Talkshow dengan mengangkat tema “Assertive Communication To Enhance Family Mental Health”. Talkshow tersebut terselenggara atas kerjasama PWNA DIY, PDNA Sleman, Pemerintah Daerah dan Dinas Kesehatan Kabupatenupaten Sleman. Acara talkshow ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Juni 2024 di pendopo rumah dinas bupati Sleman. Narasumber kegiatan talkshow semarak milad diisi oleh Dini Melani M, S.KM., S. ST., M. KEB dari Dinas Kesehatan Sleman dengan membahas materi yang berkaitan dengan kesehatan mental pada pemuda, lansia dan disabilitas. Audiens dalam talkshow tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan yaitu Nasyiatul ‘Aisyiyah se Kabupaten sleman, PDNA/PDPM se Diy, dan dukungan dari PDM Sleman yang menghadirkan Guru SMP, SMA, SMK Muhammadiyah se Kabupaten Sleman, para lansia dan rekan rekan disabilitas dari Himpunan wanita disabilitas Kabupaten Sleman. Talkshow dikolaborasi kan dengan ayunda Intan Puspitasari S.Psi., M.A. dari PWNA DIY selaku Sekretaris Departemen Penelitian Dan Publikasi yang menyampaikan pentingnya komunikasi asertif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mental dalam keluarga. Selain itu, talkshow dalam semarak milad NA ini dihadiri oleh Bupti Sleman, Hj Kustini Sripurnomo yang dalam keynote speech menyampaikan bahwa “ untuk melakukan penguatan perlu adanya sosialisasi tentang kesehatan mental dan disisi lain, beliau memberikan bantuan bagi para lansia dan disabilitas di Sleman”. Selain itu, Pimpinan wilayah Nasyiatul ‘Aisyiyah DIY juga mensosialisasikan tentang lembaga keluarga sakinah yang dinamai Family Learning Center atau biasa disebut dengan FLC yakni sebuah lembaga baru dibawah naungan PWM DIY yang memiliki program layanan konseling baik daring ataupun luring sebagai pusat pembelajaran dan konsultasi keluarga. Selain layanan konseling, FLC juga membuka layanan bantuan hukum. Pesan ketua umum PPNA Ariati Dina, S.Si M.Pd untuk senantiasa aktif berkegiatan, bersosialisasi untuk menjaga kesehatan mental dan mengapresiasi kegiatan semarak milad yang inklusif melibatkan berbagai kalangan. Reportase Isna fatimah (PDNA Sleman) Editor Arief Hartanto MPI PDM Sleman.
Artikel ini telah tayang di suaramuhammadiyah.id dengan judul: Bupati Sleman Buka Raker PCM Depok, https://suaramuhammadiyah.id/read/bupati-sleman-buka-raker-pcm-depok