SEBUAH TANTANGAN

Catatan kecil.__ Jumat, 1 Maret 2024. Bertempat di Masjid Assyifa PDM Sleman, TPD SQ Sleman telah mengadakan Forum Kunsiroh. Dengan pembicara utama, calon DPD utusan Muhammadiyah. Yakni : Ir. Ahmad Syauqi Soeratno. Forum Kunsiroh ini juga dihadiri oleh Ketua TPW SQ DIY, Ketua TPD SQ Sleman, Ketu PDM Sleman, Ketua PDA Sleman, seluruh Ketua PCM se-Sleman, seluruh ketua PCA se-Sleman, seluruh Ketua TPC SQ se -Sleman, Sekoci Aisyiyah dan sejumlah relawan. Di awal acara, ketua TPD SQ Sleman : Kang Darojad mengatakan bahwa : “up date perolehan suara SQ di Sleman, sampai saat ini sebesar : 114.534 suara”. Perolehan ini melebihi ekspektasi. Target untuk TPD Sleman hanya sebesar 94.000 suara. Ini adalah buah dari kerja keras dari semua pihak. Yang tak kenal lelah. Mulai dari jauh hari sebelum pemungutan sampai di akhir rekap suara di Kabupaten. “Berkaca kepada hasil perolehan dari DPD yang lalu, sebetulnya kami di TPD ini sempat khawatir juga. Apakah perolehan suara SQ bisa mencapai target ?”, katanya. “Bahkan, beberapa hari sebelum pencoblosan, terutama di H-3 sampai H – 1, sempat berhembus isu. Ada sebuah survey yang menempatkan SQ itu berada di posisi 5 atau 6”, sambungnya. “Kami kemudian introspeksi ke dalam. Mencoba ngobrol di internal TPD. Ditemukan bukti bahwa : kabar itu tak jelas sumbernya. Siapa yang melakukan survey. Dan apa motifnya”. “Kesimpulannya, isu itu rasah digagas. Tetap fokus kepada sistem yang sudah disepakati dan sekarang sudah berjalan”, ujarnya. Hal senada juga disampaikan oleh pembicara kedua. Yakni : Ir. Asnan Latif, selaku Ketua TPW SQ DIY. Ir. Asnan Latif mengatakan bahwa : “perolehan suara SQ di Sleman yang begitu tinggi itu tak akan diperoleh tanpa sebuah kerja keras yang luar biasa dari semua pihak”. “Ini adalah sebuah pencapaian yang istimewa. Jauh lebih tinggi dibanding perolehan suara DPD periode sebelumnya. Yang hanya mendapat 49 ribuan”, tambahnya. “Ini adalah bukti adanya konsolidasi dari semua komponen warga Muhammadiyah. Baik PDM, PDA, PCM, PCA, PRM, PRA, Sekoci Aisyiyah, saksi dan relawan”, sambungnya. Atas keberhasilan peningkatan yang luar biasa ini kita perlu melakukan refleksi. Bagai mana caranya ? “Pertama”, dengan bersyukur kepada Allah. Keberhasilan ini semata mata adalah nikmat dari Allah SWT. Tanpa ridha dan anugerahNya, semua ini tak akan kita bisa capai. Sekalipun segala kemampuan telah kita kerahkan. “Kedua”, kenikmatan atau keberhasilan ini sesungguhnya adalah ujian. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam Surat Az Zumar 49 : “Maka apabila manusia ditimpa bencana dia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan nikmat Kami kepadanya dia berkata, “Sesungguhnya aku diberi nikmat ini hanyalah karena kepintaranku.” Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. Maka, sudah sepantasnyalah jika kita kemudian melakukan kedua cara refleksi itu. Pada sesi akhir Forum Kunsiroh, Ir. Ahmad Syauqi Soeratno memberikan sambutan. Kembali, Ir. Syauqi menyampaikan bahwa. keberhasilan TPD Sleman yang telah mendapatkan 114.532 suara adalah keberhasilan dari seluruh warga Muhammadiyah Sleman. Tidak boleh ada klaim sepihak bahwa pihaknyalah yang paling besar dalam memberikan kontribusi atas keberhasilan ini. “Kendati masih belum resmi dan final, tetapi secara umum kita sudah mendapatkan data. Bahwa total suara Syauqi di seluruh DIY adalah berkisar 390 ribu suara”, jelas Ir. Syauqi. Lebih lanjut, Ir. Syauqi menambahkan bahwa semua elemen warga Muhammadiyah DIY :“pertama”, wajib bersyukur atas capaian ini. “kedua”, ke depan, Muhammadiyah harus bisa menjawab tantangan atas persoalan yang dihadapi warga. Bagaimana cara kita menjawab tantangan itu ? Strateginya kita harus bersama sama dalam barisan dan shof yg rapat dan rapi. Dengan barusan yang rapat dan rapi itu Insya Allah kita akan bisa membangun bangunan yg kokoh dan kuat. Bangunan yang bukan hanya sebagai tempat perlindungan, namun juga bisa memberikan manfaat bagi warganya. Hmmm …..,Ternyata kerja belum selesai.(*) Minggir, 5 Maret 2024.Selepas Dzuhur. Uwik DS.

Loading

MALAM SERIBU KISAH

Catatan kecil. (Spesial SQ bagian 13).Sore sudah berganti malam. Adzan Isya sudah lewat beberapa saat. Kami masih fokus di Posko Wisma Ngloji. Tetap dengan kekuatan penuh. Tiba-tiba, di group saksi SQ Minggir ada barita masuk. “Kalau mau nyerahkan hasil salinan C1 kemana ya ?”, tanya seorang saksi. Saya segera menjawab : “Ke Posko Ngloji. Serahkan ke kordesnya masing masing. Setelah menerima salinan C1 hasil, kordes akan menyerahkan uang transport saksi”. Tiba tiba, Mas Fathan memberitahu saya : “Pak Dwi, nyuwun sewu. Mohon sekalian disampaikan ke saksi. Bahwa salinan C1 hasilnya, sebelum diserahkan ke Ngloji harus sudah ditandatangani oleh KPPS serta seluruh saksi DPD di TPS yang bersangkutan”. “Oke. Mas. Makasih”, jawab saya. “Satu lagi Pak. Bahwa salinan C1 yang ditanda tangani itu jumlahnya 3 lembar”, sambung Mas Fathan. Maka, buru buru, saya segera memberikan pengumuman di Group saksi SQ Minggir, terkait dengan hal tersebut. Waktu terus merangkak. Tim IT dan kordes Sendangarum nampak sudah mulai melakukan pengecekkan ulang. Tanda bahwa di tim mereka, pekerjaannya sudah hampir rampung. Tapi, masih ada beberapa tim di ranting lain yang masih sibuk. Salah satunya justru di ranting Sendangmulyo. Yang adalah tim bagian saya dan Raihan. “Ada kendala apa Mas ?”, tanya saya ke Mas Fathan. “Ini masih ada 3 orang saksi yang sama sekali belum kirim data dan foto C Plano Pak”, jelasnya. “Saksinya sudah dihubungi kah ?”, tanya saya. “Mas Raihan sudah beberapa kali WA dan nelpon saksinya. Tapi tidak terhubung”, jelasnya. Di Tim Sendangmulyo inilah satu satunya tim yang merupakan tim dengan kerjasama antara guru dan murid. Mas Fathan adalah guru TI di SMAN Seyegan. Dan Raihan adalah muridnya. Raihan sudah lulus tahun lalu. “Apakah opsi terakhir sudah ditempuh ?”,:tanya saya. “Wah maaf Pak. Kayaknya saya tidak ada teman yang menjadi KPPS di TPS tersebut”, jelasnya. “Oke… Oke… Kalau gitu, kita akan turun ke TPS tersebut”, kata saya. Maka, saya dan Raihan, terpaksa turun. Meluncur ke TPS yang bermasalah tersebut. Tak butuh waktu lama, kami sampai lokasi. Raihan menemui saksi Syauqi di TPS. Mereka terlibat perbincangan. Saya berada di kejauhan. Nampak, Raihan agak kewalahan. Sayapun mendekat. Ikut dalam pembicaraan. Ternyata, si saksi tidak membawa HP. “Nembe kula chas Pak !”, katanya. Saya langsung jelaskan ke bapak saksi : “Njenengan mangkih, langsung kondur mawon. Mendhet HP ne. Lajeng, nika lembaran C1 Plano nika sing ditempel teng ngajeng nika, mang foto. Terus mang kirim teng nggene HP ne Mas Raihan niki nggih”. “O nggih Pak. Matur nuwun. Mangkih kula pendhete”, sambungnya. “Sak estu lho Pak nggih ! Kula tengga !”, tegas saya. Kamipun meluncur pulang. Balik ke posko Ngloji. Waktu terus merambat. Tak bisa dihadang, walaupun sesaat. Semakin malam. Tiba tiba, di Group saksi SQ Minggir,“Mohon info. Ini ternyata salinan C1 hasilnya belum bisa kami dapatkan. Kata panitia, nanti diberikan ke saksi, menunggu penghitungan suara selesai semua”, kata seorang saksi. Dan, setelah itu, Group Saksi SQ Minggir bertambah riuh. Banyak saksi yang memberikan komentar senada. “Pak Dwi, mohon kebijakannya. Kalau seperti itu, kami bisa nunggu sampai tengah malam ini”, sela seorang saksi. “Sampai Subuh, bisa bisa belum selesai ini Pak !”, kata yang lain lagi. Saya segera tanggap. Saya berikan pengumuman di Group saksi SQ : “Terkait dengan pengumpulan salinan C1, Posko Ngloji akan buka 24 jam. Nanti akan ada petugas yang berjaga”. Tiba tiba, kordes Sendangrejo, Mas Nur Sahid menghampiri saya. “Pak, ini ada beberapa saksi kami, yang sampai dengan saat ini masih nunggu salinan C1. Kasusnya sama dengan yang lain. Mereka belum dikasih salinannya”, katanya. “Maksud saya begini Pak. Berhubung beberapa saksi kami, terutama yang ibu ibu dan yang sepuh sepuh itu, mereka kalau nunggu sampai tengah malam atau bahkan pagi besok, kan kasihan”. “Ini kami hanya menyampaikan usulan yang datang dari mereka. Apakah boleh, misalnya mereka malam ini pulang dulu. Dan salinan C1 nya baru akan diambil besok pagi. Lalu, akan diserahkan ke Ngloji besok pagi juga”. Setelah mendengarkan usulan Mas Nur Sahid itu, saya lalu berdiri. Berjalan menyeberang ke ruang sayap Utara. Tempat para senior kordes dan ketua TPC berada. Saya sampaikan masukan dari mas Nur Sahid itu. Semua senior kordes mendukung. Dan menyepakati. Bahwa : Berbekal hasil kesepakatan dengan senior kordes dan ketua TPC tersebut, sayapun segera menelpon Mas EnKa. Panjang lebar saya ceritakan kepadanya. Mas EnKa juga menyetujui kesepakatan itu. Saya sempat membaca suasana Group Saksi SQ Minggir. Nadanya tetap sama. Mereka menginginkan ada kebijakan. Berbekal tambahan informasi itu, maka saya segera putuskan untuk mengumumkan kesepakatan antara semua tim TPC SQ. “Mohon maaf nggih Bapak Ibu, Mas Mbak saksi SQ. Kami tidak bisa memberikan kebijakan, seperti yang Anda semua harapkan. Sampai saat ini, kami masih berpegang pada kebijakan TPD. Bahwa salinan C1 nya harus ditandantangani dulu. Baru kemudian diserahkan ke Posko”. “Berdasarkan usulan dari beberapa saksi sendiri serta kesepakatan dengan seluruh anggota TPC SQ Minggir, maka kami putuskan : Posko Ngloji akan ditutup pada pukul 24.00. Sehingga penyerahan salinan C1 maksimal akan dilayani sampai jam 24.00”. “Selanjutnya, Ngloji akan dibuka kembali besok pagi”.(*) Minggir, 25 Feb. 2024Selepas pulang dari sawah. Uwik DS.

Loading

MALAM SERIBU KISAH

Catatan kecil. (Spesial SQ bagian 13). Sore sudah berganti malam. Adzan Isya sudah lewat beberapa saat. Kami masih fokus di Posko Wisma Ngloji. Tetap dengan kekuatan penuh. Tiba-tiba, di group saksi SQ Minggir ada barita masuk. “Kalau mau nyerahkan hasil salinan C1 kemana ya ?”, tanya seorang saksi. Saya segera menjawab : “Ke Posko Ngloji. Serahkan ke kordesnya masing masing. Setelah menerima salinan C1 hasil, kordes akan menyerahkan uang transport saksi”. Tiba tiba, Mas Fathan memberitahu saya : “Pak Dwi, nyuwun sewu. Mohon sekalian disampaikan ke saksi. Bahwa salinan C1 hasilnya, sebelum diserahkan ke Ngloji harus sudah ditandatangani oleh KPPS serta seluruh saksi DPD di TPS yang bersangkutan”. “Oke. Mas. Makasih”, jawab saya. “Satu lagi Pak. Bahwa salinan C1 yang ditanda tangani itu jumlahnya 3 lembar”, sambung Mas Fathan. Maka, buru buru, saya segera memberikan pengumuman di Group saksi SQ Minggir, terkait dengan hal tersebut. Waktu terus merangkak. Tim IT dan kordes Sendangarum nampak sudah mulai melakukan pengecekkan ulang. Tanda bahwa di tim mereka, pekerjaannya sudah hampir rampung. Tapi, masih ada beberapa tim di ranting lain yang masih sibuk. Salah satunya justru di ranting Sendangmulyo. Yang adalah tim bagian saya dan Raihan. “Ada kendala apa Mas ?”, tanya saya ke Mas Fathan. “Ini masih ada 3 orang saksi yang sama sekali belum kirim data dan foto C Plano Pak”, jelasnya. “Saksinya sudah dihubungi kah ?”, tanya saya. “Mas Raihan sudah beberapa kali WA dan nelpon saksinya. Tapi tidak terhubung”, jelasnya. Di Tim Sendangmulyo inilah satu satunya tim yang merupakan tim dengan kerjasama antara guru dan murid. Mas Fathan adalah guru TI di SMAN Seyegan. Dan Raihan adalah muridnya. Raihan sudah lulus tahun lalu. “Apakah opsi terakhir sudah ditempuh ?”,:tanya saya. “Wah maaf Pak. Kayaknya saya tidak ada teman yang menjadi KPPS di TPS tersebut”, jelasnya. “Oke… Oke… Kalau gitu, kita akan turun ke TPS tersebut”, kata saya. Maka, saya dan Raihan, terpaksa turun. Meluncur ke TPS yang bermasalah tersebut. Tak butuh waktu lama, kami sampai lokasi. Raihan menemui saksi Syauqi di TPS. Mereka terlibat perbincangan. Saya berada di kejauhan. Nampak, Raihan agak kewalahan. Sayapun mendekat. Ikut dalam pembicaraan. Ternyata, si saksi tidak membawa HP. “Nembe kula chas Pak !”, katanya. Saya langsung jelaskan ke bapak saksi : “Njenengan mangkih, langsung kondur mawon. Mendhet HP ne. Lajeng, nika lembaran C1 Plano nika sing ditempel teng ngajeng nika, mang foto. Terus mang kirim teng nggene HP ne Mas Raihan niki nggih”. “O nggih Pak. Matur nuwun. Mangkih kula pendhete”, sambungnya. “Sak estu lho Pak nggih ! Kula tengga !”, tegas saya. Kamipun meluncur pulang. Balik ke posko Ngloji. Waktu terus merambat. Tak bisa dihadang, walaupun sesaat. Semakin malam. Tiba tiba, di Group saksi SQ Minggir,“Mohon info. Ini ternyata salinan C1 hasilnya belum bisa kami dapatkan. Kata panitia, nanti diberikan ke saksi, menunggu penghitungan suara selesai semua”, kata seorang saksi. Dan, setelah itu, Group Saksi SQ Minggir bertambah riuh. Banyak saksi yang memberikan komentar senada. “Pak Dwi, mohon kebijakannya. Kalau seperti itu, kami bisa nunggu sampai tengah malam ini”, sela seorang saksi. “Sampai Subuh, bisa bisa belum selesai ini Pak !”, kata yang lain lagi. Saya segera tanggap. Saya berikan pengumuman di Group saksi SQ : “Terkait dengan pengumpulan salinan C1, Posko Ngloji akan buka 24 jam. Nanti akan ada petugas yang berjaga”. Tiba tiba, kordes Sendangrejo, Mas Nur Sahid menghampiri saya. “Pak, ini ada beberapa saksi kami, yang sampai dengan saat ini masih nunggu salinan C1. Kasusnya sama dengan yang lain. Mereka belum dikasih salinannya”, katanya. “Maksud saya begini Pak. Berhubung beberapa saksi kami, terutama yang ibu ibu dan yang sepuh sepuh itu, mereka kalau nunggu sampai tengah malam atau bahkan pagi besok, kan kasihan”. “Ini kami hanya menyampaikan usulan yang datang dari mereka. Apakah boleh, misalnya mereka malam ini pulang dulu. Dan salinan C1 nya baru akan diambil besok pagi. Lalu, akan diserahkan ke Ngloji besok pagi juga”. Setelah mendengarkan usulan Mas Nur Sahid itu, saya lalu berdiri. Berjalan menyeberang ke ruang sayap Utara. Tempat para senior kordes dan ketua TPC berada. Saya sampaikan masukan dari mas Nur Sahid itu. Semua senior kordes mendukung. Dan menyepakati. Bahwa : Berbekal hasil kesepakatan dengan senior kordes dan ketua TPC tersebut, sayapun segera menelpon Mas EnKa. Panjang lebar saya ceritakan kepadanya. Mas EnKa juga menyetujui kesepakatan itu. Saya sempat membaca suasana Group Saksi SQ Minggir. Nadanya tetap sama. Mereka menginginkan ada kebijakan. Berbekal tambahan informasi itu, maka saya segera putuskan untuk mengumumkan kesepakatan antara semua tim TPC SQ. “Mohon maaf nggih Bapak Ibu, Mas Mbak saksi SQ. Kami tidak bisa memberikan kebijakan, seperti yang Anda semua harapkan. Sampai saat ini, kami masih berpegang pada kebijakan TPD. Bahwa salinan C1 nya harus ditandantangani dulu. Baru kemudian diserahkan ke Posko”. “Berdasarkan usulan dari beberapa saksi sendiri serta kesepakatan dengan seluruh anggota TPC SQ Minggir, maka kami putuskan : Posko Ngloji akan ditutup pada pukul 24.00. Sehingga penyerahan salinan C1 maksimal akan dilayani sampai jam 24.00”. “Selanjutnya, Ngloji akan dibuka kembali besok pagi”.(*) Minggir, 25 Feb. 2024Selepas pulang dari sawah. Uwik DS.

Loading

KONSUMSI SAKSI

Catatan kecil. (Spesial SQ bagian 11).Malam, sebelum ke Wisma Ngloji, saya menyempatkan berkirim pesan kepada Tim TPC SQ, melalui Group SQ Minggir : “Mengingatkan kembali, besok Rabu, 14 Februari 2024, semua personil tim TPC SQ Minggir, ketua PRM, kordes, tim IT dan relawan SQ harap sudah berada di Posko Ngloji pada jam 10.00 WIB. Untuk itu harap bisa mengkondisikan diri”. “Untuk teman teman tim IT dan kordes junior, jangan lupa membawa lap top dan perlengkapan alat tulis seperlunya”, sambung saya. Dan, keesokan harinya : 14 Februari 2024. Pukul 09.30. Saya sudah merapat di Ngloji. Rupanya, paketan konsumsi untuk saksi dan semua petugas yang terlibat dalam TPC SQ, sudah datang. Semuanya didrop di ruang LazisMu. Beberapa person LazisMu, sekoci Aisyiyah dan beberapa relawan sudah nampak sibuk. Mereka menyiapkan dan memasukkan makanan dan minuman itu dalam sebuah wadah. Paketan konsumsinya adalah :2 box snack, untuk pagi dan sore1 box nasi, untuk makan siang2 botol air mineral. Satu per satu, semua anggota Tim TPC hadir. Tak lama berselang, pada pukul 10.15, semua person sudah komplit. Sesuai dengan hasil kesepakatan di rakor, bahwa konsumsi saksi akan didistribusikan oleh relawan. Tetapi, nampaknya person relawan yang datang belum cukup. Hanya ada Mas Gunardi saja, seorang. Selebihnya adalah ibu ibu Sekoci Aisyiyah. Saya terpaksa meminta bantuan driver AmbulanMu yang stand by. Hanya ada satu orang yang sanggup : Mas Akhid Klodran. Tiba-tiba, di group saksi Syauqi Minggir, ada seorang saksi yang bertanya : “Konsumsi untuk saksi kapan dikirim ya ?”. “Ini masih disiapkan. Mohon sabar menunggu. Bentar lagi didrop”, jawab saya. Hari semakin meninggi, relawan terbatas dan armada juga terbatas. Sudah hampir pukul 10.30. Group saksi SQ Minggir kembali riuh. “Hauuus..!. Konsumsi kok belum datang ?”, komentar salah seorang saksi. Beruntung, Pak Sardi tanggap ing sasmita. Rupanya, beliau sudah mempersiapkan diri. Jatah konsumsi untuk saksi Sendangagung, dibawanya sendiri. Dimasukkannya ke dalam armada. Didistribudikan sendiri. Dibantu oleh Bu Erlani dan Bu Watini. Sendangagung teratasi. Tinggal yang lain. Jatah untuk Sendangrejo, Sendangsari dan Sendangarum dijadikan satu armada. Mas Gun dan Mas Akhid yang mengawalnya. Sejurus kemudian, mereka meluncur ke lokasi. Sesuai kesepakatan, konsumsi akan didrop di masing masing ketua ranting. Nanti, ketua ranting yang akan mengirim ke TPS masing masing. Matahari semakin meninggi. Ternyata, istri saya, yang juga saksi Syauqi di TPS 02 Jetis Depok, Sendangsari, ikutan komentar. Dia njapri saya : “Konsumsine kok durung teka ?. Selak luwe. Isuk mau berangkat nyang TPS jam 06.30. Durung sarapan”. “Sik … Sik … Lagi diatur distribusinya”, kata saya. “Kok suwe men ?. Iki saksi DPD PKS wis dikirim jatah. Syauqi kok lambat ?, sambungnya. “Waduh …. Yo wis tunggu ..!”. Tiba tiba, saya kebayang sama Pak Wagiyo. Saya tahu persis, bahwa beliau tidak punya relawan tambahan untuk dropping konsumsi di Sendangsari. Sepersekian detik, otak saya berputar. Lalu, saya putuskan untuk ikut terjun membantu drop makanan. Saya ajak anak saya, Raihan. Berdua kami meluncur ke tempat Pak Wagiyo. Beruntung, makanan baru saja sampai. Lalu, kami “baku atur”. TPS Sendangsari ada 16. Saya bawa separoh, untuk wilayah Sendangsari Selatan. Selebihnya, Pak Wagiyo, untuk wilayah Utara. Alhamdulillah, akhirnya Sendangsari selesai. Demikian juga dengan Sendangrejo dan Sendangarum. Kamipun, meluncur. Kembali ke Posko Ngloji. Di group saksi SQ Minggir, masih ada yang komentar : “Konsumsi untuk Sendangmulyo kok belum sampai nggih ?”. “Yaa Allah. Masih ada satu yang belum”, batin saya. Matahari semakin menyengat. Sudah lewat pukul 11.00. Sekelebatan, saya nampak Pak Nano dan Mas Sunu. Rupanya mereka berdua “baku atur”. Awalnya, oleh karena kekurangan relawan, konsumsi untuk Sendangmulyo akan dibawa oleh Mas Sunu. Semua bahan sudah dimasukkan ke dalam mobilnya. Tapi ternyata, Mas Sunu terbentur “kahanan”. Ia belum nyoblos. Padahal, waktu itu sudah pukul 11.15. Akhirnya, kami sepakat. Konsumsi untuk Sendangmulyo dibagi distribusinya. Yang mendistribusikan 3 orang sekaligus. Biar cepat. Yakni : Pak Nano, saya dan satu lagi, Bu Watini bersama siapa ya : Mbak Ajun ataukah Mbak Endri ? Saya lupa. Kembali, saya mengajak Raihan untuk membawa konsumsi ke beberapa TPS di Sendangmulyo. Akhirnya, paketan konsumsi terakhir bisa kami antarkan ke TPS. Tepat bersamaan dengan kumandangnya Adzan Dzuhur. Urusan konsumsi saksi, pelik juga ternyata.(*)Minggir, 24 Feb.2024. Uwik DS.

Loading

INJURY TIME

Catatan kecil. (Spesial SQ bagian 9)Tiga hari sebelum hari H, tepatnya di Hari Ahad, Kang Darojad memberi undangan. Mengumpulkan perwakilan kordes dan Tim IT se TPC di Sleman Barat. Tempatnya di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan. Saya mengutus 9 orang perwakilan tim IT dan kordes ke acara itu. Saya sendiri tidak bisa hadir. Pada waktu yang sama, ada undangan ke Aula PWM DIY. Saya membersamai Ketua PCM Minggir. Acara penerimaan hadiah pemenang Stand terbaik di ajang MJE 3. Dimana, PCM Minggir dinobatkan sebagai juara 2 Stand terbaik tingkat DIY. Acara di Moyudan itu khusus tentang bimtek IT. Terutama terkait dengan strategi penggunaan aplikasi Relawan Syauqi ketika nanti akan digunakan di hari H. Saya bisa membayangkan betapa pentingnya penguasaan aplkasi Relawan Syauqi itu. “Mas, bagaimana sebetulnya strategi penggunaan aplikasi Relawan Syauqi tersebut ?”, tanya saya ke Mas Fathan, salah seorang kordes dan sekaligus pakar IT di PCM Minggir. Mas Fathan menerangkan dengan rinci dan runtut. Alhamdulillah, saya sedikit lega. Paling tidak, tentang aplikasi Relawan Syauqi kita sudah bisa kuasai. Sehari sebelumnya, saya dapat undangan ke PDM Sleman. Mengambil dana amunisi untuk saksi Syauqi. Alhamdulillah. 50 % amunisi untuk saksi sudah di tangan. “Bagaimana dengan sisanya yang 50% lagi ?”, batin saya. Pak Ketua TPC SQ lalu berinisiatif. Kami maraton. Setelah dari PWM DIY, maka diundanglah semua ketua PRM, ketua PCA, perwakilan RRA, kordes dan relawan. Membalas hal yang sangat penting. Yakni : mencari solusi mendapatkan sisa 50% lagi dana untuk saksi. Pun, bagaimana menyiapkan konsumsi ketika hari H serta mendistribusikannya sampai ke saksi di semua TPS. Sekakigus juga konsumsi untuk petugas yang berjaga di Posko Ngloji. Alhamdulillah, rapat koordinasi itu menghasilkan point point yang sangat positif. Nampaknya, semuanya sudah terkondisi dengan baik. Hari terus berganti. Tibalah saat hari H – 1. Entah mengapa. Semakin mendekati hari H, saya masih saja khawatir. Padahal, sepertinya, semuanya sudah “in line’. Bergerak senada seirama. Berjalan searah dan segaris. Formasi komplit. Pekerjaan sudah terbagi dan terdelegasikan dengan cukup matang. Satu lagi, sayapun sudah bisa menguasai aplikasi Relawan Syauqi itu. Sepertinya masih ada satu hal yang mengganjal. Tapi entah apa ? Ketika itu, kami sekeluarga baru saja “nderekke” Budhe nya anak anak. Mengantar ke Stasiun Tugu. Budhe nya anak anak “nglegakke” berkunjung ke rumah Jogja. Sekalian ngantar Fadhli, anak mbarep saya, mudik ke Jogja. Ia mudik sekalian mau nyoblos. Di sela perjalanan pulang, tiba tiba HP saya bergetar. Ada WA masuk. “Assalamualaikum wrwb. Pak Dwi, nyuwun pangapunten sanget. Niki kula badhe mundur saking saksi Syauqi nggih Pak ?”, isi WA nya. “Wa alaikum slm wrwb. O nggih pak. Niki sinten nggih ?”, tanya saya. “Kula Pak Fauzan. Saksi TPS 07. Sembuhan Kudul. Nyuwun ngapunten estu nggih Pak. Niki ndilalah omten acara mendadak sing mboten saget diwakilkan”, jelasnya. Saya seperti tersentak. “Mungkin inilah jawaban kegelisahan saya”, saya sedikit berbisik. Rupanya, Mas Antok mengerti dengan perubahan saya. Sambil pegang kemudi, ia bertanya : “Ana apa e Cak ?”. “Wah iki lho. Ana saksi sing tiba tiba mundur. Padahal ming kari sedina iki je”, kata saya. “Sapa sing mundur ?”, tanyanya. “Pak Fauzan. TPS 07. Sembuhkan Kidul”. Suasana hening. Tapi tidak lama kemudian, “Ngene wae. Anak lanang kuwi dikon ngganteni dadi saksi. Piye ? Eh, Fadhli, kamu mau jadi saksi kah ?”, tanya Mas Antok. “Saksi apa, om ?”, jawab Fadhli. “Saksi DPD Syauqi. Kamu cuma duduk dan memantau di TPS saja. Lumayan dapat uang transport. Akhirnya, Fadhlipun bersedia. Bimtek pun dilakukan di dalam mobil. Yang membimtek : ibunya. Sampai di rumah, saya sengaja memberi info lewat Group Saksi SQ Minggir. Saya sebutkan bahwa uang transport Saksi Sauqi akan dicairkan besok. Setelah saksi menyerahkan berkas C1 Hasil suara DPD Syauqi. Tiba – tiba, Group WA itu langsung ramai. Banjir komentar. Saya sempat membaca beberapa komentar. “Alhamdulillah. Terima kasih pak”, tulis seorang saksi. Tapi, ada juga yang berkomentar bernada unik. “Wah, seandainya separoh bisa cair malam ini kan lumayan. Bisa untuk nyicil kebutuhan lain lain”, katanya. Pun, ada juga komentar lain. Yang senada. Setelah membaca beberapa komentar, HP saya letakkan. Saya mengalihkan perhatian ke lain aktivitas. Selama hampir satu jam saya mencuci tumpukan pakaian menggunung. Yang sudah beberapa hari tertunda. Rupanya, selama saya tinggal, suasana di group “sempat menghangat”. Beberapa komentar tidak sempat saya baca. Rupanya beberapa chat yang “hangat” itu sudah dihapus. Ada dua komentar yang mendominasi. Salah satunya komentar Mas Yoga dan salah seorang saksi. Beberapa saat kemudian, ada seseorang yang njapri saya : “Nyuwun sewu Mas Dwi. Wah, niki wau group e rada panas Pak. Nanging, sak niki sampun adem kok”, “Wah nggih e. Niki wau kula tinggal umbah umbah. Jebul kathah komentar sing mpun dihapus. Onten napa e Mas ?”, “Mboten onten napa napa kok Mas. Sing jelas niki wau mpun adem”, jelasnya. “O nggih. Alhamdulillah”, sambung saya. Tiba-tiba, ia melanjutkan komentar : “Mas, nyuwun sewu. Mas Yoga itu di Tim SQ posisine dados napa nggih ?” Saya sempat tercekat beberapa saat. Tapi kemudian : “Mas Yoga itu relawan senior”, tegss saya. Akhirnya, kegelisahan saya terjawab sudah. Justru di saat saat akhir menjelang hari H. Saat “injury time” seringkali menjadi masa masa mendebarkan.(*) Minggir, 23 Feb. 2024.Bada Maghrib, Uwik DS.

Loading

FORMASI KOMPLIT

Catatan kecil. (Spesial SQ bagian 8) Satu hari setelah bimtek di SMP Muhammadiyah 1 Minggir, saya sengaja ingin menjajagi seberapa jauh pemahaman para saksi terhadap bimtek tersebut. Saya lalu menanyakannya lewat group saksi SQ Minggir. “Bapak Ibu, Mas Mbak saksi SQ, bagaimana apakah sudah paham mengenai tugas dan peran saksi SQ besok itu ?”. “Wah, belum e Pak !”, jawab salah seorang Ibu. “Saya kemarin tidak ikut bimtek pak. Saya masih masuk kerja”, sela seorang Mbak. “Pak, kapan ada bimtek lagi ? Saya mau ikut!”, tanya seorang Bapak. Bagi saya, cukup sudah keterangan beberapa saksi tersebut. Tambahan lagi, masih ada saksi yang memang pada bimtek pertama tidak bisa hadir. Oleh karena bersamaan ikut acara Hari Aisyiyah di UMY. Setelah berkoordinasi dengan tim TPC, maka kami putuskan untuk mengadakan bimtek susulan. Acara bimtek kedua bisa terlaksana di kediaman salah seorang kordes. Acara berjalan lancar. Dihadiri oleh Mas Afif dan Mas EnKa dari TPD SQ. Setelah bimtek kedua, saya mencoba untuk melakukan kros cek di daftar hadir bimtek. Saya menemukan beberapa fakta. Ternyata, masih ada sekitar belasan saksi yang belum mengikuti bimtek. Baik bimtek pertama maupun kedua. Ini terus terang membuat saya khawatir. Akhirnya, kami memutuskan untuk melakukan bimtek pungkasan. Alias bimtek terakhir. Tempat di Wisma Ngloji. Waktunya : 2 hari sebelum hari H. Acaranya : selain pemantapan terakhir, juga penyerahan surat tugas dari TPW Syauqi untuk para saksi SQ. Acara tersebut begitu penting bagi kami. Pun bagi saksi dan juga bagi PCM dan PCA Minggir. Oleh karena itu, acara bimtek terakhir itu kami bagi menjadi 3 sesi. Sesi 1 (08.00 – 09.00) : rakor bersama antara kordes, PCM, PCA dan relawan. Sesi 2 (09.00 – 11.00), bimtek IT saksi Sendangarum, Sendangsari dan Sendangrejo. Sesi 3 (13.00 – 15.00), bimtek IT saksi Sendangagung dan Sendangmulyo. Ada satu hal yang membuat saya dag dig dug. Jujur, sampai titik terakhir, saya sebetulnya belum bisa menggunakan aplikasi Relawan Sauqi itu. Padahal, target saya adalah sebelum acara bimtek pamungkas, semua saksi harus punya akun sendiri sendiri. Sehingga pada saat bimtek terakhir itu nanti, semua saksi sudah bisa mengisi data data dan mengirimkan foto foto, seolah olah adalah data dan foto perolehan suara Syauqi. Beberapa saat, saya memutar otak. Akhirnya ketemu. Saya harus minta bantuan anak muda yang paham IT. Maka, malam harinya, saya meminta salah seorang saksi Syauqi untuk ke rumah saya. Namanya Nadya. Siswa kelas 3 SMAN Seyegan. Saya minta dia untuk mendaftarkan akunnya para saksi itu. Nadya datang bersama seorang cowok kecil. Yang ternyata adalah adiknya. Siswa kelas 3 SMPN 1 Minggir. Cowok kecil itu namanya Azmi Adil. Di tangan mereka berdua, akhirnya semua akun saksi bisa didaftarkan. Tiba – tiba, sebuah ide muncul dari otak liar saya. “Kenapa tidak sekalian saja kakak beradik itu saya jadikan tim IT. Toh mereka sudah teruji ?”, batin saya. Kedua anak itu saya jadikan tim IT di Sendangagung. Mendukung tugas Mbak Atiin sebagai kordes di sana. Belakangan, akhirnya saya putuskan juga tim IT untuk yang lain. Untuk Sendangsari, saya mendapatkan Mbak Hilma Tsani sebagai tim IT. Mendukung Mbak Nur Faizun sebagai kordes. Sendangrejo, saya mendapatkan Mas Ali Akbar sebagai tim IT. Yang nanti akan bertandem dengan Mas Nur Sahid sebagai kordes. Sendangarum, saya mendapatkan Mas Fajarudin sebagai tim IT. Tandem dengan Mas Irfan Nugroho sebagai kordes. Dan terakhir, saya dan anak saya, Raihan menjadi tim IT Sendangmulyo. Yang nanti akan bahu membahu dengan Mas Fathan sebagai kordes. Alhamdulillah, akhirnya saya telah mendapatkan formasi Tim TPC SQ yang komplit. Tinggal mengujinya di hari ketika bimtek pamungkas. Dan, hari ketika bimtek terakhir itupun datang. Saya tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran. Perkiraan saya meleset. Acara molor lebih satu jam. Padahal, Mas Afif dari Tim IT TPD sudah on time. Datang sebelum jam 08.00. Padahal, Mas Afif pada hari itu juga, jam 09.00 harus memberikan bimtek di Godean. Kepadanya, saya sampaikan permintaan maaf sebesar besarnya. Sudah mengurangi jatah waktunya untuk teman teman di TPC Godean. Kekhawatiran saya bertambah lagi. Ternyata pada acara sesi ke 3, tidak ada tenaga tim IT yang muncul. Semuanya sudah pulang. Tinggal saya dan Nadya. Akhirnya, dengan mengerahkan segenap kemampuan, sayalah yang menyampaikan bimtek IT untuk saksi Sendangagung dan Sendangmulyo. Tentu, dengan baju yang basah kuyub. Gemrobyos peluh dan keringat. Lha apa tumon, gak paham IT kok ngasih bimtek IT. Untung ada mbak Nadya. Yang bisa sedikit membantu. Mengurangi rasa malu saya.(*) Minggir, 23 Feb. 2024.Bada Jumatan. Uwik DS.

Loading

BANYAK BOLONG

Catatan kecil. (Spesial SQ bagian 6)Saya terus memonitor group TPD DPD SQ. Bahkan, bila mana diperlukan, saya sesekali mengubungi tim TPD SQ. Kalau tidak ke Mas EnKa, ya Kang Darojad. Setelah dirasa sudah cukup, maka tahap berikutnya, kami merencanakan acara Bimtek Saksi SQ. Jadwal sudah kami tetapkan. Yakni, Hari Ahad, 28 Januari 2024. Bertempat di SMP Muhammadiyah 1 Minggir. Alhamdulillah, acaranya berlangsung antusias. Jumlah saksi yang datang lebih dari 75%. Ada sebagian saksi yang tidak datang. Itupun karena mereka mengikuti acara Hari Aisyiyah di Sportorium UMY. Yang waktunya bersamaan. Nampak juga beberapa person dari TPD SQ. Ada Kang Darojad, Mas EnKa, mas Azis dan Mas Afif (dua nama terakhir adalah yang mewakili Tim IT TPD). Awalnya saya pede. Tapi akhirnya berubah jadi sedikit kecewa. Perkiraan saya meleset. Ternyata, masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Itu karena keterbatasan saya mengenai teknis dan tahapan dalam urusan persiapan proses pemungutan suara itu. Saya sama sekali buta tentang hal itu. Bimtek Saksi Syauqi dibagi 2 (dua) tahapan.Tahap pertama, bimbingan dan pemantapan tentang fungsi dan tugas saksi Syauqi. Tahap kedua, bimbingan teknis IT (bimtek IT). Yakni bimbingan kepada saksi terkait dengan cara dan penggunaan Aplikasi Relawan Syauqi. Yang fokusnya adalah cara pengisian dan pengamanan jumlah suara Syauqi melalui aplikasi yang tersambung ke web. Di saat awal, acara tersebut berjalan biasa saja. Namun ketika memasuki sesi bimtek IT, barulah suasana jadi heboh. Muncullah berbagai komentar dan pertanyaan dari para saksi. Berikut hanya sebagian kecil saja komentarnya : “Mas, HP kula kok mboten saget ?”. “Mas, nggen kula kok ming mubeng mubeng terus ?” “Mas, ngajarinnya jangan cepet cepet. Diulangi dari awal Mas ?”. Dan ada beberapa lagi. Di sisi lain, ketika bimtek IT berlangsung, barulah ketahuan bolongnya. “Pertama :”, yang jelas, setiap saksi harus punya dan membawa HP yang mendukung. Pun, sudah terisi kuota yang cukup. Nyatanya, ketika bimtek berlangsung, ada banyak HP yang kuotanya tidak mencukupi. Ada juga HP yang fasilitasnya terbatas Bahkan ada juga saksi yang tidak membawa HP. Saya mendekati seorang bapak. Yang sedari tadi nampak diam. Atau malah bingung. Kebetulan saya kenal dengannya. “Pripun Pak Sanijo ? Kok mendel mawon ? HP ne pundi ?”, tanya saya. “HP kula rusak Pak Dwi. Tapi mangkih pas Hari H, kula ajeng tumbas HP”, katanya. “Lha njenengan paham dereng kalih bimtek e niki wau ?”, sambung saya. “Nggih dereng pak. Tapi tenang mawon Pak Dwi. Mangkih nek mpun gadhah HP, kula yakin. Ngoten niku saget kula pelajari”, jelas Pak Sanijo. “Tenane Pak ?”, balas saya. “Lho estu Pak. Tenang mawon”, katanya. “O nggih. Nggih …”. “Kedua :”, setelah memastikan kelengkapan HP, tahap berikutnya, saksi harus bisa menginstal “aplikasi Relawan Syauqi”. Lalu, diajari cara menggunakannya. Untuk bisa menggunakan aplikasi ini, saksi harus punya nomer akun sendiri sendiri. Data dari setiap akun akan menerangkan nama saksi, nomer TPS dan alamat TPS di mana saksi akan bertugas. Ternyata, untuk mendapatkan atau mendaftarkan nomer akun, maka data dari masing masing saksi haruslah lengkap. Nama lengkap, NIK dan alamat domisili saksi. Di sinilah saya baru paham. Kenapa waktu itu mas EnKa bilang : data saksinya harus lengkap, termasuk NIK nya sekalian. Saya baru sadar. Data saksi hampir semua tanpa NIK. Bahkan beberapa nama saksi ternyata hanya nama panggilan. “Wah, berarti data saksi belum beres ini. Masih jadi PR”, batin saya. Akhirnya, tim IT TPD memberikan jalan keluar. Proses pengisian aplikasi Relawan Syauqi dengan melalui akunnya koordinator TPC. Salah satunya akun saya. Dan, proses uji coba penggunaan aplikasi Relawan Syauqi mulai dicoba oleh para saksi. Hasilnya : lha wong saya saja, sebagai koordinator juga bingung, apalagi saksi !(*) Klaten, 22 Februari 2024.Di sela sela makan siang. Uwik DS.

Loading

Bimbingan Teknis Saksi TPS Calon DPD RI Ir. H. Ahmad Syauqi Soeratno PCM Sleman

Sleman, Pdmsleman.Or.Id Bertempat di SMK Muhammadiyah 1 Sleman berlangsung bimbingan teknis saksi TPS Ir. H. Ahmad Syauqi Soeratno (SQ) pada Ahad  7 Januari 2024. Pagi. Jam 8-10. Hadir ketua PCM Sleman dan beberapa jajarannya. Ketua Tim pemenangan SQ kapanewon Sleman, Agus Nuruddin BA, ratusan saksi. Ketua PCM Sleman Prof Zahrul Mufrodi ST MT mengatakan niat suci sebagai saksi harus disertai dengan upaya yang sungguh-sungguh. “Semoga kehadiran saksi TPS SQ dapat memberikan dampak yang lebih baik terutama dalam perolehan suara,” terang Zahrul. Kerja sama selama ini mulai dari wilayah, daerah, cabang hingga ranting sebagai bukti nyata adanya kolaborasi di tubuh Muhammadiyah. “Harapan saya kerja sama tidak hanya pas momen pemilu namun di luar itu tetap     semangat kerja sama.  Tugas menjadi saksi SQ adalah tugas mulia dan kita patut bangga,” terangnya.      SQ dalam perjalanan menjadi duta Muhammadiyah untuk menjadi senator di gedung dewan pusat, DPD bukan datang begitu saja, namun melalui seleksi panjang dari tingkat bawah. ” SQ dimata saya adalah orang baik. Selain pinter, Soleh dan satu lagi dermawan. Maka tidak perlu diragukan lagi’ tandas Zahrul Mufrodi yang teman SMP SQ.    Acara dilanjutkan dengan pemberian materi bimtek oleh Ari Rusdiantoro dan bimtek di bagi menjadi dua kelompok. Secara teknis dan IT bagaimana prakteknya. Reportase H. Ashari SIP  PCM Sleman, MPI PDM Sleman

Loading

LPCRPM PDM Sleman Gelar Pemantapan PCM dan PRM Menghadapi Pemilu 2024, Optimalisasi Pimpinan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dalam Peran Kebangsaan di Kabupaten Sleman DIY  

Gamping, Pdmsleman.Or.Id Program awal  LPCRPM (Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting, Pembinaan Masjid)  Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sleman adalah pemantapan PCM dan PRM menghadapi pemilu 2024 di gelar di Convention Hall Gedung Erwin Santosa lantai 4 RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman Yogyakarta, Sabtu, 23 September 2023 dengan mengangkat Tema: “optimalisasi Pimpinan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dalam Peran Kebangsaan di Kabupaten Sleman DIY “ Dalam sambutan ketua LPCRPM PDM Sleman, US. Prawoto, S.Ag. M.KM menyampaikan bahwa “ jika kita sungguh-sungguh insya Allah target program kita terpenuhi bahkan melebih”i. Selain itu meski di cabang dan ranting sudah punya strategi. Kita menghadirkan dari wilayah dan daerah serta dari cabang Minggir, Moyudan dan Gamping untuk memberikan materi terkait prestasi yang bagus dalam pemilihan DPD RI 5 tahun lalu. Dalam sambutan PDM Sleman disampaikan oleh H. Nasirun bahwa “ program LPCR yang utama adalah: pertama, setiap cabang harus memiliki masjid Muhammadiyah Unggulan. Kedua,  tiap cabang harus miliki toko-Mu unggulan. Ketiga, tiap cabang harus memiliki AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) unggulan”. Dalam hal kebangsaan disampaikan pula paparan dari Dr. Sapardiyono, menyampaikan paparan menarik dengan tema Muhammadiyah dan Politik Kebangsaan. Peran kebangsaan Di bidang politik warga Muhammadiyah dengan menggunakan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Muhammadiyah bersikap netral-aktif terhadap semua kekuatan politik, warga Muhammadiyah harus aktif berpartisipasi politik dan tidak boleh bersikap apolitis “Warga Muhammadiyah harus mengedepankan etika dalam melakukan aktivitas politik warga muhammadiyah dalam melakukan aktivitas politik harus berorientasi pada kepentingan umum, bukan kepentingan diri sendiri dan golongan artikulasi politik warga Muhammadiyah harus menunjukkan sikap politik moderat”. Bagaimana menghadapi pemilu 2024? Adalah dengnan memberikan penyadaran bahwa pemilu adalah peristiwa rutin 5 tahunan. Muhammadiyah memposisikan sikap netral dan menjaga kedekatan yang dengan semua kontestan. Warga Muhammadiyah sudah cerdas, memilih berdasarkan track record dan siapa calon yang darah Muhammadiyah-nya lebih kental. Beberapa poin penting tentang Pemilu, Definisi kampanye: Kampanye Pemilu adalah kegiatan Peserta Pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu untuk meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan/atau citra diri Peserta Pemilu dengan penetapan DPD: 4 Oktober sd 3 November 2023. H. Harjaka, S.Pd., S.Ag. MA Ketua PDM Sleman dalam Posisi Kebangsaan Dakwah Muhammadiyah pada Pemilu 2024 menyampaikan beberapa hal, Hari kimat sebagai penanda akhir zaman, wajah manusia dalam kondisi pucat karena akan berada dalam kondisi seperti orang yang lelah, dikarenakan kemanapun bergerak hanya dijumpai api. Sebagai warga Muhammadiyah jangan sampai kita dikhawatirkan dalam ayat tersebut, yaitu bingung dan lelah dengan hal-hal yang semu. Masuk menjadi anggota Muhammadiyah tidak hanya sekedar membuat “kartu Muhammadiyah” tetapi harus berniat memperjuangkan Islam. Harus sungguh-sungguh dalam mewujudkan Islam yang sebenar-benarnya secara Istiqomah. QS Fushshilat ayat 30 : orang yang mengaku benar-benar beriman harus mengucap (qoulun),  amalun (diamalkan) niatun (niat),  wa sunnatun (dan sesuai sunnah. Jika orang yang beriman sudah mengucap tapi tidak mengamalkan maka termasuk orang yang munafik,  Jika orang yang beriman sudah mengucap, mengamalkan tetapi tidak niat karena Allah maka termasuk orang yang Kufur. Jika ada orang yang beriman sudah mengucap, mengamalkan, sudah berniat tetapi tidak sesuai Sunnah maka termasuk Ahli Bid’ah.  Kemajuan dan perkembangan teknologi atau fasilitas bukan masuk dalam istilah bid’ah hasanah, melainkan merupakan kemajuan zaman. Tidak ada istilah bid”ad hasanah, bid’ah tetaplah bid’ah. Di muhammadiyah harus Istiqomah fil aqidah : tidak boleh dicampur dengan syirik dan TBC dan stiqomah fil ibadah : jika ada perintah dilaksanakan, jika larangan dijauhi.  Istiqomah fil ma’isyah atau rejeki, istiqomah fil akhlaqul karimah, adab sopan santun unggah ungguh harus dipertahankan. Istiqomah fil silatir rohimah (persatuan), istiqomah fi siyasah (politik) agama akan hancur karena 3 perkara : a. Orang ahli agama tetapi fajir (pelo, tidak konsisten) b. Pemimpin yang semena-mena c. Mujtahidun jahilun (mujtahid kurang referensi dalam menentukan hukum).  Berusaha memperoleh hasil maksimal dalam mengamankan suara untuk Syauqi Soeratno untuk DPD Dapil DIY. Reportase : H. Wahdan Arifudin PCM Godean, MPI PDM Sleman Editor   : Arief Hartanto SE, MPI PDM Sleman

Loading