NALIKANE LINGSIR WENGI

Catatan kecil. (Spesial SQ bagian 14).__ Saya sempat menyapu pandang pada jam dinding besar, yang terpasang di atas kusen pintu ruang utama Ngloji. “Ahh … Masih belum terlalu malam kok”, batin saya. “Tapi, mengapa beberapa tim IT dan kordes yang perempuan, nampak sudah mulai berkemas kemas ?”, batin saya. Saya terkecoh. Rupanya, jam dinding besar itu lebih lambat 30 menit dari yang semestinya. Berarti saat ini sudah jam 22.30. Waktu yang cukup larut buat teman teman perempuan itu. Satu per satu, mereka pamit. Undur diri. Sementara itu, di ruang sayap Utara, para senior kordes itu masih setia di tempat. Menunggu para saksi menyerahkan. salinan C1 hasil. Namun, itu hanya beberapa saat saja. Sesaat kemudian, bapak bapak itu juga undur diri. Berkas salinan C1 yang diserahkan oleh saksi, kemudian diserahterimakan kepada Kordes yang lebih muda. Tiba tiba, muncullah Mbak Handayani. Saksi Syauqi dari TPS Botokan. Rupanya, dia diantar oleh Sang Suami, Mas Murjono. Menyerahkan salinan C1 hasil. Pak Satidjo, melalui group SQ Sendangarum, memutuskan untuk membawa pulang berkasnya. Dan bersedia menerima penyerahan berkas di kediamannya, besok hari. Demikian pula dengan Pak Wagiyo, untuk yang Sendangsari. Jadi, praktis tinggal yang Sendangrejo, Sendangagung dan Sendangmulyo yang masih menerima penyerahan berkas salinan C1. Sesaat kemudian, semua tim IT dan kordes juga undur diri. Tinggal Mas Fathan yang bertahan. Itupun tidak lama, sesaat kemudian, iapun undur diri. Semua berkas salinan C1 hasil diserahkan ke saya. Saya sempat kembali melirik jam dinding itu. Pukul : 11.00 malam. Ups, salah. Harus ditambah 30 menit. Berarti, pukul : 11.30 malam. Malam merangkak pelan. Sepi. Sunyi. Semua bunyi telah sembunyi. Hanya tinggal 3 orang yang sekilas masih terlihat. Ada Mas Sunu dan Pak Samija. Serta satu orang lagi, entah siapa. Tidak begitu jelas. Pak Samija adalah saksi Syauqi di TPS 03 Sendangarum. Tiba tiba, datanglah seorang saksi perempuan. Dari TPS Sendangagung. Saya pikir, dia sendirian. Ternyata, diantar ibunya. Saya harus bertahan 30 menit lagi. Group saksi SQ sudah sepi. Sudah tidak ada lagi komentar. Akhirnya, jam dinding itu menunjuk : 11.30 Itu artinya : pukul 00.00. Saya mulai berkemas kemas. Mas Sunu dan Pak Samija membantu menutup semua jendela dan pintu Ngloji. Serta membersihkan sisa makanan dan wadah makan dan minum yang berserak di sana sini. Tepat 00.10. Saya dan Pak Samija undur dirii. Sedangkan Mas Sunu masih bertahan di Ngloji. Ada satu orang lagi, yang masih ada di ruang LazisMu. Tapi tidak jelas, siapa ia. Seingat saya, sedari tadi, ia hanya tidur di kursi ruang LazisMu. “Aku balik sik ya Mas !?”, kata saya. “Ya wis ati ati !”, jawab Mas Sunu. “Ora bali pa ?”, tanya saya. “Ya sik. Dela engkas !”, jawabnya. Sayapun segera memacu motor. Otw. “Ngalup nyang hamur”. Begitu sampai di rumah, “Weh, jam pira marine TPS kene mau ?”, tanya saya ke istri saya. “Baru saja selesai. Tas wae lungguh iki”, jawabnya. Ketika baru saja saya duduk, tiba-tiba, HP saya bergetar. Ada panggilan masuk. Nomer yang tak dikenal. “Hallo… Assalammu ‘alaikum. Mas Dwi”. “Wa alaikum slm wrwb. Sinten nggih niki ?”, tanya saya. “Kula Rochmani Mas”. “Pripun Pak Rochmani ?”. “Kok jarene Ngloji mpun tutup nggih ? “, katanya. “Nggih Pak. Niki sesuai kesepakatan wau. Justru usule saking beberapa saksi. Terus dirembug kalih tim TPC SQ. Lajeng diputuske penerimaan salinan C1 ngantos jam 00.00. Mulane, wau Ngloji mpun ditutup. Dilajengje besok pagi”, jelas saya. “Wah pripun nek ngoten niku ?”, katanya. “Lhoh Pak. Nyuwun sewu. Niki sing mutuske sanes kula piyambak lho. Niki wau sampun disepakati kalih sedaya anggota tim TPC. Usulane malah saking beberapa saksi”, terang saya. “Wah, kudune nggih nunggu saksi. Ampun tutup riyin. Lha niki kula tasih teng TPS. Njenengan wis bali. Kudune rak ya sithik edhing ngoten lho”, sambungnya.. Begitu mendengar kalimat terakhir dari Pak Rochmani itu, saya langsung berdiri. Rasa kantuk saya langsung hilang. Saya langsung membalas Pak Rochmani : ” Sudah pak. Gini aja. Njenengan jam berapa akan nyerahkan salinan C1 ?”. “Nggih paling setengah jam an malih Mas !”, katanya. “Nggih pun. Kula tengga teng Ngloji !”, tegas saya. Saya langsung ingat Mas Sunu. Saya menghubunginya : “Hallo … Mas Sekjend apakah masih posisi di Ngloji ?”. “Masih …!. Piye …?”, katanya. “Tolong, lawange Ngloji dibuka !. Aku arep mrono maneh !”, kata saya. Saya lalu bergegas mengambil tas berisi berkas berkas salinan C1. Mengambil kunci motor. Lalu bergegas keluar. Tiba tiba, saya ingat anak mbarep saya. Yang jadi saksi SQ di TPS 07 Sembuhan Kidul. “Fadhli wis mulih tah ?” tanya saya kepada istri saya. “Durung !. Kasihan anak itu. Mbok nanti ditiliki !”, sambungnya. Sebelum meluncur ke Ngloji, saya sempat membuat pengumuman di Group saksi SQ Minggir. “NGLOJI DI BUKA LAGI. 24 JAM”. Sayapun segera memacu motor. Kembali ke Wisma Ngloji. Nampak, Mas Sunu masih ada di sana. Seseorang yang sedari tadi tidur di kursi Lazis, juga masih ada di sana. Masih tidur. Begitu saya masuk ruangan Lazis, ia terbangun. Beberapa saat kemudian, ada suara motor berhenti di halaman Ngloji. Dua orang anak muda masuk. Menyerahkan salinan C1 hasil.Saksi dari TPS Sendangagung. Tiba-tiba, seseorang yang sedari tadi tidur dan kemudian bangun itu, nampak duduk di kursi. Lalu berkata : “Kudune, nek pas ana acara kaya ngene iki, panitia kudu sigap. Kantor ora oleh tutup. Buka 24 jam”. Saya cuma mendengarkannya, Ia masih berkata lagi : “Blaaa …. Blaaa ….Blaaa …”. Saya mulai terpancing : “He ….Mas …. Sampeyan iki gak ngerti kenthang kimpule. Dadi gak usah melok melok !”.(*) Minggir, 25 Feb. 2024.Waktu hujan lebat, sebelum Ashar. Uwik DS.

Loading

MALAM SERIBU KISAH

Catatan kecil. (Spesial SQ bagian 13). Sore sudah berganti malam. Adzan Isya sudah lewat beberapa saat. Kami masih fokus di Posko Wisma Ngloji. Tetap dengan kekuatan penuh. Tiba-tiba, di group saksi SQ Minggir ada barita masuk. “Kalau mau nyerahkan hasil salinan C1 kemana ya ?”, tanya seorang saksi. Saya segera menjawab : “Ke Posko Ngloji. Serahkan ke kordesnya masing masing. Setelah menerima salinan C1 hasil, kordes akan menyerahkan uang transport saksi”. Tiba tiba, Mas Fathan memberitahu saya : “Pak Dwi, nyuwun sewu. Mohon sekalian disampaikan ke saksi. Bahwa salinan C1 hasilnya, sebelum diserahkan ke Ngloji harus sudah ditandatangani oleh KPPS serta seluruh saksi DPD di TPS yang bersangkutan”. “Oke. Mas. Makasih”, jawab saya. “Satu lagi Pak. Bahwa salinan C1 yang ditanda tangani itu jumlahnya 3 lembar”, sambung Mas Fathan. Maka, buru buru, saya segera memberikan pengumuman di Group saksi SQ Minggir, terkait dengan hal tersebut. Waktu terus merangkak. Tim IT dan kordes Sendangarum nampak sudah mulai melakukan pengecekkan ulang. Tanda bahwa di tim mereka, pekerjaannya sudah hampir rampung. Tapi, masih ada beberapa tim di ranting lain yang masih sibuk. Salah satunya justru di ranting Sendangmulyo. Yang adalah tim bagian saya dan Raihan. “Ada kendala apa Mas ?”, tanya saya ke Mas Fathan. “Ini masih ada 3 orang saksi yang sama sekali belum kirim data dan foto C Plano Pak”, jelasnya. “Saksinya sudah dihubungi kah ?”, tanya saya. “Mas Raihan sudah beberapa kali WA dan nelpon saksinya. Tapi tidak terhubung”, jelasnya. Di Tim Sendangmulyo inilah satu satunya tim yang merupakan tim dengan kerjasama antara guru dan murid. Mas Fathan adalah guru TI di SMAN Seyegan. Dan Raihan adalah muridnya. Raihan sudah lulus tahun lalu. “Apakah opsi terakhir sudah ditempuh ?”,:tanya saya. “Wah maaf Pak. Kayaknya saya tidak ada teman yang menjadi KPPS di TPS tersebut”, jelasnya. “Oke… Oke… Kalau gitu, kita akan turun ke TPS tersebut”, kata saya. Maka, saya dan Raihan, terpaksa turun. Meluncur ke TPS yang bermasalah tersebut. Tak butuh waktu lama, kami sampai lokasi. Raihan menemui saksi Syauqi di TPS. Mereka terlibat perbincangan. Saya berada di kejauhan. Nampak, Raihan agak kewalahan. Sayapun mendekat. Ikut dalam pembicaraan. Ternyata, si saksi tidak membawa HP. “Nembe kula chas Pak !”, katanya. Saya langsung jelaskan ke bapak saksi : “Njenengan mangkih, langsung kondur mawon. Mendhet HP ne. Lajeng, nika lembaran C1 Plano nika sing ditempel teng ngajeng nika, mang foto. Terus mang kirim teng nggene HP ne Mas Raihan niki nggih”. “O nggih Pak. Matur nuwun. Mangkih kula pendhete”, sambungnya. “Sak estu lho Pak nggih ! Kula tengga !”, tegas saya. Kamipun meluncur pulang. Balik ke posko Ngloji. Waktu terus merambat. Tak bisa dihadang, walaupun sesaat. Semakin malam. Tiba tiba, di Group saksi SQ Minggir,“Mohon info. Ini ternyata salinan C1 hasilnya belum bisa kami dapatkan. Kata panitia, nanti diberikan ke saksi, menunggu penghitungan suara selesai semua”, kata seorang saksi. Dan, setelah itu, Group Saksi SQ Minggir bertambah riuh. Banyak saksi yang memberikan komentar senada. “Pak Dwi, mohon kebijakannya. Kalau seperti itu, kami bisa nunggu sampai tengah malam ini”, sela seorang saksi. “Sampai Subuh, bisa bisa belum selesai ini Pak !”, kata yang lain lagi. Saya segera tanggap. Saya berikan pengumuman di Group saksi SQ : “Terkait dengan pengumpulan salinan C1, Posko Ngloji akan buka 24 jam. Nanti akan ada petugas yang berjaga”. Tiba tiba, kordes Sendangrejo, Mas Nur Sahid menghampiri saya. “Pak, ini ada beberapa saksi kami, yang sampai dengan saat ini masih nunggu salinan C1. Kasusnya sama dengan yang lain. Mereka belum dikasih salinannya”, katanya. “Maksud saya begini Pak. Berhubung beberapa saksi kami, terutama yang ibu ibu dan yang sepuh sepuh itu, mereka kalau nunggu sampai tengah malam atau bahkan pagi besok, kan kasihan”. “Ini kami hanya menyampaikan usulan yang datang dari mereka. Apakah boleh, misalnya mereka malam ini pulang dulu. Dan salinan C1 nya baru akan diambil besok pagi. Lalu, akan diserahkan ke Ngloji besok pagi juga”. Setelah mendengarkan usulan Mas Nur Sahid itu, saya lalu berdiri. Berjalan menyeberang ke ruang sayap Utara. Tempat para senior kordes dan ketua TPC berada. Saya sampaikan masukan dari mas Nur Sahid itu. Semua senior kordes mendukung. Dan menyepakati. Bahwa : Berbekal hasil kesepakatan dengan senior kordes dan ketua TPC tersebut, sayapun segera menelpon Mas EnKa. Panjang lebar saya ceritakan kepadanya. Mas EnKa juga menyetujui kesepakatan itu. Saya sempat membaca suasana Group Saksi SQ Minggir. Nadanya tetap sama. Mereka menginginkan ada kebijakan. Berbekal tambahan informasi itu, maka saya segera putuskan untuk mengumumkan kesepakatan antara semua tim TPC SQ. “Mohon maaf nggih Bapak Ibu, Mas Mbak saksi SQ. Kami tidak bisa memberikan kebijakan, seperti yang Anda semua harapkan. Sampai saat ini, kami masih berpegang pada kebijakan TPD. Bahwa salinan C1 nya harus ditandantangani dulu. Baru kemudian diserahkan ke Posko”. “Berdasarkan usulan dari beberapa saksi sendiri serta kesepakatan dengan seluruh anggota TPC SQ Minggir, maka kami putuskan : Posko Ngloji akan ditutup pada pukul 24.00. Sehingga penyerahan salinan C1 maksimal akan dilayani sampai jam 24.00”. “Selanjutnya, Ngloji akan dibuka kembali besok pagi”.(*) Minggir, 25 Feb. 2024Selepas pulang dari sawah. Uwik DS.

Loading

Kunjungan Balasan Delegasi Guru Besar Kluang Johor Malaysia ke Sleman

Sleman, Pdmsleman.Or.Id Sebanyak 29  personil dan guru besar Kluang Johor Malaysia melakukan lawatan balasan ke Sleman Yogyakarta diterima Bupati Sleman Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo. Bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman pada Selasa malam, 27 Februari 2024 mereka di bawah pimpinan Guru Besar Tuan Johadi bin Parco disambut dan diterima dengan hangat dalam Gala Dinner International School Colaboration. Acara ini digelar atas inisiasi BKS (Badan Kerjasama Sekolah) SMP Muhammadiyah se-Sleman dan  Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sleman serta Pemerintah Kabupaten Sleman. Dalam sambutannya Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo menyampaikan terima kasih atas kerjasama antar sekolah di SMP Muhammadiyah se-Sleman dengan Sekolah di Kluang Johor Malaysia. “ Hal ini akan menjadikan kemajuan pendidikan di Kabupaten Sleman karena saling menerapkan dan mengisi demi kemajuan pendidikan di Sleman”. Ketua BKS SMP Muhammadiyah se-Sleman Hendro Sucipto, S.Ag, M.Pd  menyampaikan ucapan terima kasih sehingga acara ini dapat berjalan atas dukungan berbagai pihak baik teman-teman 25 kepala sekolah SMP Muhammadiyah se-Sleman yang hadir semua pada malam itu juga Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Sleman serta Pemkab Sleman. Acara kunjungan ke Kluang Johor beberapa waktu lalu bulan November 2023 ke SK Tunku Mahmood 2 sekaligus menjalin kerjasama di bidang pengembangan pendidikan. “ “Selanjutnya semoga SMP Muhammadiyah se-Sleman Insya Allah sekolah unggulan”, pungkas Hendro Sucipto. Acara dihadiri juga ketua PDM Sleman H. Harjaka, S.Ag, S.Pd, MA dan segenap jajarannya, yang menyampaikan gembira dan senang namun sekaligus rasa deg-degan karena menyambut para guru besar atau profesor jika di Indonesia ternyata guru besar itu kepala sekolah. Kedepan semoga semakin maju kerjasamanya.  Selain itu juga hadir kepala Dinas Pendidikan Sleman Drs. H. Ery Widaryana, M.M dan segenap jajarannya serta ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Sleman H. Surakhmad, S.Pd dan jajarannya. Juga hadir perwakilan BKS SD dan SMA/K Muhammadiyah se-Sleman. Kehadiran tamu guru besar atau rombongan kepala sekolah dari Kluang Johor Malaysia disambut dengan lagu-lagu oleh perwakilan kepala sekolah SMP Muhammadiyah se-Sleman di bawah koordinasi  Hasanuddin Salimi, M.Pd yang juga ketua Lembaga Seni dan  Budaya PDM Sleman. Acara menjadi meriah setelah pidato dari Guru besar Kluang Johor yakni Johadi Bin Parco yang cukup memahami perjuangan dari Kyai Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah dan juga pesan-pesan Kyai Ahmad Dahlan untuk “Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah.” Tuan Johadi juga tak kalah ikut menyumbang lagu pada kesempatan malam itu. Acara ditutup dengan pemberian kenang-kenangan dan foto bersama. Reportase H. Wahdan Arifudisn S.Pd  KS SMPM 1 Tempel , MPI PDM Sleman

Loading

Edukasi Literasi Digital: Menyiapkan Santri TPA Masjid Al-Islam Menyambut Era Society 5.0

Turi, Pdmsleman.Or.Id Tim PKM Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta memberi edukasi literasi digital pada santri di Taman Pendidikan Al-Qur’an Masjid Al-Islam pada tanggal 24 Februari 2024. Bertempat di Gedung Dahwah Al-Islam Randusongo, Donokerto, Turi Sleman, acara ini dihadiri oleh 28 santriwan dan santriwati TPA Masid Al-Islam. Edukasi literasi digital ini juga dihadiri oleh delapan orangtua santri dan 3 orang ustdzah. Sebagai pembicara adalah Sutipyo Ru’iya, mengatakan anak merupakan calon penerus di masa yang akan datang, dengan kondisi dan problem yang berbeda dengan saat ini. Karena itu anak harus mempunyai kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi kondisi pada zamannya. Saat ini sering disebut dengan zaman digital, dimana semua platform kehidupan disuguhkan dengan digitalisasi. Menghadapi era digital ini, Sutipyo Ru’iya mengatakan bahwa “ di tengah perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dengan berbagai kecanggihannya sangat mempengaruhi bagaimana sebaran informasi menghantam kehidupan ini”. Kecepatan informasi dan jangkauan penyebarannya sangat sulit untuk di kendalikan Pada saat inilah pendidikan mempunyai peran penting untuk mengarahkan, meluruskan, dan menguatkan kemampuan masyarakat (anak-anak) dalam menghadapi kenyataan tersebut.  Anak-anak sebagai aset bangsa harus diselamatkan dari kuatnya arus teknologi informasi yang membawa berbagai dampak  baik positif ataupun negatif. Materi edukasi literasi digital ini menitik beratkan pada bagaimana menggunakan handphone yang benar, “ Handphone ibarat pisau bermata dua, pada satu sisi mempunyai banyak manfaat namun di sisi yang lain dapat menjadi pembunuh”. Oleh karena itu handphone harus digunakan secara bijak.  Cara menggunakan handphone yang bijak antara lain: menggunakannya untuk komunikasi dengan memperhatikan adab-adab berkomunikasi, mencari informasi yang harus hati-hati dengan informasi hoax, untuk belajar, serta jangan lalai sehingga menggunakan HP tanpa batas. Menggunakan HP harus dibatasi, karena para santri harus belajar ilmu pengetahuan. Reportase Sutipyo Ru’iya M.SI MPI PDM Sleman

Loading

214 Atlet Tapak Suci Se DIY Ikuti Muhiminggir Cup Competition #2, Ajang Pembinaan Prestasi di SMP Muhammadiyah 1 Minggir

Minggir, Pdmsleman.Or.Id SMP Muhammadiyah 1 Minggir, Sleman, menjadi pusat perhatian dengan terselenggaranya Muhiminggir Cup Competition #2, kejuaraan Pencak Silat Tapak Suci yang berlangsung di Hall Darrusalam Singojayan pada tanggal 23-25 Februari. Acara ini tidak hanya menjadi ajang pencarian bakat olahraga, tetapi juga sebagai wujud nyata pengembangan prestasi siswa dan pengenalan sekolah kepada masyarakat. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman, Agung Armawanta, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kejuaraan ini. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya tentang mencari bibit olahraga, tetapi juga menekankan pentingnya pembentukan karakter siswa. “Jika semuanya disusun dengan ahlak yang baik maka, power, spirit, dan fisik akan menjadi bagus,” ungkapnya. Sementara Ayahanda Eko Sumardiyanto ST selaku pimpinan PDM Sleman dalam sambutannya menyapaikan “ apresiasi terselenggaranya kompetisi ini sebagai ajang peningkatan prestasi dan pencarian bibit-bibit atlet Tapak Suci dan pencak silat sejak dini”. Ketua Panitia, Oktavia Kurnia Astusi, menyatakan bahwa kegiatan ini telah menjadi tradisi dengan terselenggaranya Muhiminggir Cup Competition #2 untuk kedua kalinya. Jumlah peserta yang terus meningkat dari tahun sebelumnya menunjukkan antusiasme yang besar dari masyarakat, dengan melibatkan peserta dari tingkat TK, SD, dan SMP se-DIY. “Tahun lalu jumlah peserta dalam Muhiminggir cup Competition hanya 150 peserta, dan saat ini peseta pencak silat tapak melonjak menjadi 214 peserta, yang diikuti tingkat TK, SD, dan SMP Se-DIY. Di mana kita melibatkan wasit juri dari Pimpinan Wilayah DIY,” tambahnya. Sementara itu, Kepala SMP Muhammadiyah 1 Minggir, Widayatun, S.Ag, mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta atas partisipasinya, Kami berharap agar peserta dapat menampilkan sikap sportifitas, disiplin, dan mandiri sesuai dengan karakter Pelajar Pancasila, serta dapat lebih mengenal SMP Muhammadiyah 1 Minggir ke depannya”. Reportase Widayatun, S.Ag, & Wahdan Arifudin S.Pd

Loading

INJURY TIME

Catatan kecil. (Spesial SQ bagian 9)Tiga hari sebelum hari H, tepatnya di Hari Ahad, Kang Darojad memberi undangan. Mengumpulkan perwakilan kordes dan Tim IT se TPC di Sleman Barat. Tempatnya di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan. Saya mengutus 9 orang perwakilan tim IT dan kordes ke acara itu. Saya sendiri tidak bisa hadir. Pada waktu yang sama, ada undangan ke Aula PWM DIY. Saya membersamai Ketua PCM Minggir. Acara penerimaan hadiah pemenang Stand terbaik di ajang MJE 3. Dimana, PCM Minggir dinobatkan sebagai juara 2 Stand terbaik tingkat DIY. Acara di Moyudan itu khusus tentang bimtek IT. Terutama terkait dengan strategi penggunaan aplikasi Relawan Syauqi ketika nanti akan digunakan di hari H. Saya bisa membayangkan betapa pentingnya penguasaan aplkasi Relawan Syauqi itu. “Mas, bagaimana sebetulnya strategi penggunaan aplikasi Relawan Syauqi tersebut ?”, tanya saya ke Mas Fathan, salah seorang kordes dan sekaligus pakar IT di PCM Minggir. Mas Fathan menerangkan dengan rinci dan runtut. Alhamdulillah, saya sedikit lega. Paling tidak, tentang aplikasi Relawan Syauqi kita sudah bisa kuasai. Sehari sebelumnya, saya dapat undangan ke PDM Sleman. Mengambil dana amunisi untuk saksi Syauqi. Alhamdulillah. 50 % amunisi untuk saksi sudah di tangan. “Bagaimana dengan sisanya yang 50% lagi ?”, batin saya. Pak Ketua TPC SQ lalu berinisiatif. Kami maraton. Setelah dari PWM DIY, maka diundanglah semua ketua PRM, ketua PCA, perwakilan RRA, kordes dan relawan. Membalas hal yang sangat penting. Yakni : mencari solusi mendapatkan sisa 50% lagi dana untuk saksi. Pun, bagaimana menyiapkan konsumsi ketika hari H serta mendistribusikannya sampai ke saksi di semua TPS. Sekakigus juga konsumsi untuk petugas yang berjaga di Posko Ngloji. Alhamdulillah, rapat koordinasi itu menghasilkan point point yang sangat positif. Nampaknya, semuanya sudah terkondisi dengan baik. Hari terus berganti. Tibalah saat hari H – 1. Entah mengapa. Semakin mendekati hari H, saya masih saja khawatir. Padahal, sepertinya, semuanya sudah “in line’. Bergerak senada seirama. Berjalan searah dan segaris. Formasi komplit. Pekerjaan sudah terbagi dan terdelegasikan dengan cukup matang. Satu lagi, sayapun sudah bisa menguasai aplikasi Relawan Syauqi itu. Sepertinya masih ada satu hal yang mengganjal. Tapi entah apa ? Ketika itu, kami sekeluarga baru saja “nderekke” Budhe nya anak anak. Mengantar ke Stasiun Tugu. Budhe nya anak anak “nglegakke” berkunjung ke rumah Jogja. Sekalian ngantar Fadhli, anak mbarep saya, mudik ke Jogja. Ia mudik sekalian mau nyoblos. Di sela perjalanan pulang, tiba tiba HP saya bergetar. Ada WA masuk. “Assalamualaikum wrwb. Pak Dwi, nyuwun pangapunten sanget. Niki kula badhe mundur saking saksi Syauqi nggih Pak ?”, isi WA nya. “Wa alaikum slm wrwb. O nggih pak. Niki sinten nggih ?”, tanya saya. “Kula Pak Fauzan. Saksi TPS 07. Sembuhan Kudul. Nyuwun ngapunten estu nggih Pak. Niki ndilalah omten acara mendadak sing mboten saget diwakilkan”, jelasnya. Saya seperti tersentak. “Mungkin inilah jawaban kegelisahan saya”, saya sedikit berbisik. Rupanya, Mas Antok mengerti dengan perubahan saya. Sambil pegang kemudi, ia bertanya : “Ana apa e Cak ?”. “Wah iki lho. Ana saksi sing tiba tiba mundur. Padahal ming kari sedina iki je”, kata saya. “Sapa sing mundur ?”, tanyanya. “Pak Fauzan. TPS 07. Sembuhkan Kidul”. Suasana hening. Tapi tidak lama kemudian, “Ngene wae. Anak lanang kuwi dikon ngganteni dadi saksi. Piye ? Eh, Fadhli, kamu mau jadi saksi kah ?”, tanya Mas Antok. “Saksi apa, om ?”, jawab Fadhli. “Saksi DPD Syauqi. Kamu cuma duduk dan memantau di TPS saja. Lumayan dapat uang transport. Akhirnya, Fadhlipun bersedia. Bimtek pun dilakukan di dalam mobil. Yang membimtek : ibunya. Sampai di rumah, saya sengaja memberi info lewat Group Saksi SQ Minggir. Saya sebutkan bahwa uang transport Saksi Sauqi akan dicairkan besok. Setelah saksi menyerahkan berkas C1 Hasil suara DPD Syauqi. Tiba – tiba, Group WA itu langsung ramai. Banjir komentar. Saya sempat membaca beberapa komentar. “Alhamdulillah. Terima kasih pak”, tulis seorang saksi. Tapi, ada juga yang berkomentar bernada unik. “Wah, seandainya separoh bisa cair malam ini kan lumayan. Bisa untuk nyicil kebutuhan lain lain”, katanya. Pun, ada juga komentar lain. Yang senada. Setelah membaca beberapa komentar, HP saya letakkan. Saya mengalihkan perhatian ke lain aktivitas. Selama hampir satu jam saya mencuci tumpukan pakaian menggunung. Yang sudah beberapa hari tertunda. Rupanya, selama saya tinggal, suasana di group “sempat menghangat”. Beberapa komentar tidak sempat saya baca. Rupanya beberapa chat yang “hangat” itu sudah dihapus. Ada dua komentar yang mendominasi. Salah satunya komentar Mas Yoga dan salah seorang saksi. Beberapa saat kemudian, ada seseorang yang njapri saya : “Nyuwun sewu Mas Dwi. Wah, niki wau group e rada panas Pak. Nanging, sak niki sampun adem kok”, “Wah nggih e. Niki wau kula tinggal umbah umbah. Jebul kathah komentar sing mpun dihapus. Onten napa e Mas ?”, “Mboten onten napa napa kok Mas. Sing jelas niki wau mpun adem”, jelasnya. “O nggih. Alhamdulillah”, sambung saya. Tiba-tiba, ia melanjutkan komentar : “Mas, nyuwun sewu. Mas Yoga itu di Tim SQ posisine dados napa nggih ?” Saya sempat tercekat beberapa saat. Tapi kemudian : “Mas Yoga itu relawan senior”, tegss saya. Akhirnya, kegelisahan saya terjawab sudah. Justru di saat saat akhir menjelang hari H. Saat “injury time” seringkali menjadi masa masa mendebarkan.(*) Minggir, 23 Feb. 2024.Bada Maghrib, Uwik DS.

Loading

Bupati Sleman Hj. Kustini SP Buka Sosialisasi Wakafmu Dan Sertifikasi Nadzir Majelis Pendayagunaan Wakaf PDM Sleman 

Sleman, Pdmsleman.Or.Id Bertempat di Pendopo rumah dinas Bupati Sleman Ahad, 25 Februari 2024 Majelis Pendayagunaan Wakaf PDM Sleman menyelenggarakan sosialisasi wakafMu dan sertifikasi nadzir. acara ini di buka langsung oleh Bupati Sleman Hj.Kustini Sri Purnomo yang dalam sambutannya menyampaikan “ apresiasi peran Muhammadiyah dalam membantu Pemerintah Daerah khususnya pemberdayaan Masyarakat,  kendati demikian masih banyak pekerjaan rumah yg harus diselesaikan oleh Persyarikatan Muhammadiyah terutama dalam pemanfaatan tanah wakah mengingat masih banyaknya tanah wakaf yg belum dikelola dengan baik”. Sementara itu H. Agung Nugraha ketua MPW PDM Sleman menuturkan bahwa “ sampai saat ini tanah wakaf Muhammadiyah yg sudah terinput dalam Sistem Informasi Manajemen Aset Muhammadiyah sebanyak 1.330 bidang data ini akan akan bertambah”. Majelis Pendayagunaan Wakaf Pimpinan Pusat Muhammadiyah adalah sebuah lembaga yang dibentuk sebagai unsur pembantu dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah berdasarkan Surat Keputusan Nomor 48/KEP/I.0/B/2023 tentang Nomenklatur Unsur Pembantu Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah dan Surat Keputusan Nomor 165/KEP/I.0/D/2023 tertanggal 14 Januari 2023,tentang Pengangkatan Anggota Pimpinan Majelis Pendayagunaan Wakaf Pimpinan Pusat Muhammadiyah Masa Jabatan 2022-2027. Tujuan utama dari majelis ini adalah untuk mengelola,memanfaatkan, dan mengoptimalkan aset-aset wakaf yang dimiliki oleh Muhammadiyah secara efisien dan produktif. Selain itu, majelis ini bertujuan untuk mendukung dan mewujudkanprogram-program sosial dan kemanusiaan Muhammadiyah melalui pemanfaatan aset-aset wakaf. Narasumber pada kegiatan ini menghadirkan Amirsyah Tambunan ketua MPW PP Muhammadiyah yang dalam materinya menegaskan “ perlu manajemen tata kelola yang baik agar tanah wakaf Muhammadiyah lebih produktif mengingat pentingnya Organisasi membutuhkan biaya untuk terus meningkatkan dakwahnya”. Kegiatan ini dihadiri anggota PDM Sleman oleh perwakilan PCM yg membidangi wakaf, perwakilan PCA,ketua lazismu PDM Sleman,KLL Lazismu dan juga KUA dan perwakilan dari bank Bukopin Syariah DIY. Reportase M. Ridwan, Sekretariat PDM Sleman Editor   Arief Hartanto MPI PDM Sleman

Loading