Seyegan, Pdmsleman.Or.id Mengawali programnya kepengurusan PRM Margokaton melaksanakan pengajian Ahad Pagi pada tanggal 14 jan 2024 pagi dengan menghadirkan pembicara HM. Jamaludin Ahmad, S.Psi. Psikolog. Ketua LPCR PP MUH. Diawali dengan tadarus bersama dan sambutan Ketua PRM, Ketua LPCR PP Mengulas Ayat 13-15 Surat Al Ahqaf, yang berisi tentang pedoman hidup bagi orang yang sudah memasuki usia 40 tahun. Empat poin penting yang disampaikan antara lain bahwa ” di usia ini harus mulai belajar banyak bersyukur atas limpahan nikmat Allah, banyak berbakti kepada kedua orangtua, berhati-hati dan selalu berbuat amal sholih, mengajak keluarga dalam melakukan kebaikan”. Kegiatan pengajian Ahad Pagi kali ini meski baru pertama dilaksanakan, namun antusias jamaah sangat luar biasa sehinga masjid dan serambi yang berkapasitas 300 jamaah tidak mampu menampung jamaah yang hadir. Setelah pengajian, keakraban jama’ah semakin terasa dalam acara makan pagi bersama-sama dengan menu soto ayam yang di siapkan oleh putra-putri PSAA Muhammadiyah Seyegan sebanyak 250 porsi. Panitia acara juga bekerja sama dan didukung oleh PKU Muhammadiyah menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan dilokasi pengajian. Turut didukung pula oleh LPCR PWM DIY dengan kehadiran mobil KTAM keliling yang melayani pembuatan kartu Anggota Muhammadiyah. 100 paket sayur-mayur sedekah dari jamaah masjid Darul Falah Susukan yang menjadi ajang penyelenggaraan pengajian juga diberikan kepada jama’ah ibu. Sebagaimana disampaikan Nur Khairudin PRM Margokaton kepada Arief Hartanto. Selain jama’ah dari warga Muhamadiyah Margokaton, nampak pula turut hadir dari cabang dan ranting sekitar dan juga dihadiri Pimpianan LPCR PWM DIY, Wakil Ketua PDM Sleman bidang LPCR PM H. Nasirun yang turun langsung membina PRM Margokaton, Jajaran PCM dan PCA Seyegan dan juga PM dan NA cabang Seyegan.
Mlati, Pdmsleman.Or.id Pada hari Ahad 14 Januari 2024, Pimpinan Cabang Aisyiyah Mlati menggelar kegiatan Rapat Kerja Pimpinan di SMA Muhammadiyah Mlati. Acara ini dihadiri oleh 52 anggota pimpinan, termasuk unsur PCA, Ketua PRA, Ketua IGABA, dan kader PCNA Mlati. Rapat Kerja Pimpinan dibuka oleh Hanik Rosyada, ketua PDA Sleman periode 2022-2027. Hanik mengawali pidato pembukaannya dengan menyoroti pentingnya komitmen dalam berorganisasi, mengutip Q.S Al-Maidah ayat 1. “Komitmen kita adalah landasan utama untuk membangun organisasi yang solid,” ungkapnya. Pembekalan anggota dilakukan melalui sesi materi “Dinamisasi Organisasi” yang dipandu oleh Ibu Zulaikha dari Pimpinan Wilayah Aisyiyah DIY. Materi ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana organisasi dapat tetap dinamis dan responsif terhadap perubahan zaman. Zulaikha juga membahas strategi penguatan pimpinan, menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat dalam mencapai tujuan bersama. Dalam sesi ketiga, dilanjutkan dengan musyawarah untuk menetapkan program kerja PCA Mlati. Program-program ini akan menjadi pedoman bagi majlis dan lembaga, mengacu pada prinsip tanfidz Musycab Aisyiyah. Proses ini melibatkan partisipasi aktif dari seluruh anggota pimpinan, Ketua PRA, Ketua IGABA, dan kader PCNA Mlati. Ketua PDA Sleman, Hanik Rosyada, mengakhiri acara dengan mengajak semua pihak untuk bersatu dalam merealisasikan program kerja yang telah ditetapkan. “Dengan kekompakan dan semangat yang tinggi, kita akan mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab kita sebagai bagian dari Aisyiyah yang berkomitmen,” ujarnya. Rapat Kerja Pimpinan ini menandai langkah berikutnya setelah pelaksanaan MUSYCAB di bulan Agustus 2023 dan pengukuhan di bulan Oktober 2023. Dengan semangat yang membara, Pimpinan Cabang Aisyiyah Mlati siap melangkah menuju masa depan yang lebih dinamis dan penuh prestasi. Reportase Hanis Rosyada PDA Sleman Editor Arief Hartanto MPI PDM SLeman
Sleman, Pdmsleman.or.Id Penyelenggaraan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) oleh Lazismu Wilayah DI Yogyakarta ini berlangsung di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Seni dan Budaya, Jalan Kaliurang Km 12,5 Klidon, Kabupaten Sleman pada Jumat-Sabtu (05-06/01) yang diikuti oleh para pengurus Lazismu Wilayah, Daerah, dan Kantor Layanan (KL) se-DI Yogyakarta serta perwakilan majelis, lembaga, dan ortom tingkat wilayah. Rakerwil Lazismu DI Yogyakarta 2024 ini juga dihadiri oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Imam Mujadid Rais serta jajaran Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DI Yogyakarta yaitu Wakil Ketua Ariswan dan Sekretaris Arif Jamali Muis. Pada Rakerwil Lazismu ini ada beberapa macam kegiatan untuk penguatan Kerjasama LAZISMU dengan Lembaga maupun majelis di persyarikatan Muhammadiyah, seperti best practice Kolaborasi MLO dan penyampaian Road Map serta kebijakan LAZISMU Nasional 2024 – 2029. Yang tak kalah seru untuk setiap LAZISMU Daerah untuk melaporkan baik itu capaian kinerja, penghimpunan serta bentuk-bentuk usaha atau program yang sedang dilakukan maupun sudah. Kesemarakaan rakerwil ini ditutup dengan pengumuman LAZISMU Award dari beberapa kategori. LAZISMU Sleman dalam kesempatan ini diberi banyak keberkahan dengan mendapat beberapa penghargaan antara lain Kreatifitas Penghimpunan ZISKA terbaik dengan program “Langitkan Doa Untuk Palestina”, Kreatifitas Pendistribusian dan Pendayagunaan Program terbaik program support Muhammadiyah Agribisnis Center, Nominasi program ekonomi berbasis inovasi sosial terbaik dan yang paling utama LAZISMU Daerah terbaik DIY. Dalam Rakerwil ini untuk capaian LAZISMU Sleman untuk tahun 2024 di targetkan naik 25% menjadi 13 Milyar, mengalami peningkatan pada capaian tahun 2023 sebesar 10 Milyar. LAZISMU Sleman harus terus berbenah dengan inovasi dan kreatifitas program yang mengena langsung untuk yang terdampak, dengan 23 KLL se Daerah Sleman sangat memungkin bisa mencapai target, dan bisa sama-sama memaksimalkan pencapaian SDGs salah satu isu yang diangkat dari Rakernas LAZISMU Nasional. Reportase Syinta Brata Lazismu PDM Sleman Editor Arief Hartanto MPI PDM Sleman
Sleman, Pdmsleman.Or.Id M. Wildan Wahied, SHI Islam sangat memandang penting masalah kepemimpinan. Pentingnya kepemimpinan itu ditunjukkan lewat peristiwa pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah di Saqifah Bani Saidah, sesaat setelah wafatnya Rasulullah. Saat jasad Nabi belum lagi dimakamkan, para sahabat lebih mendahulukan memilih khalifah pengganti Nabi daripada menyelenggarakan jenazah beliau yang agung dan mulia. Kepemimpinan merupakan hal mutlak yang harus ada, meskipun hanya di tengah sebuah kelompok kecil. Hal ini terlihat dari sabda Rasulullah SAW: إِذَا خَرَجَ ثَلَاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمَّرُوْا أَحَدَهُمْ “Apabila tiga orang keluar dalam sebuah safar, hendaknya mereka mengangkat salah seorang di antaranya sebagai pemimpin.” (HR. Abu Dawud dari Abi Said al-Khudhri). Jika dalam kelompok kaum Muslimin yang sangat sedikit pun perlu ada orang yang ditunjuk sebagai pemimpin, terlebih dalam kelompok yang jauh lebih besar, seperti sebuah bangsa misalnya. Awas, Pemimpin Yang Menyesatkan Meski keberadaan pemimpin itu mutlak diperlukan, namun Nabi mewanti-wanti umatnya untuk tidak sembarangan mengangkat pemimpin. Salah satu yang dikhawatirkan Nabi atas umatnya adalah salah dalam mengangkat pemimpin. Hal ini terlihat dari hadits riwayat Tsauban RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: إِنَّ مِمَّا أَتَخَوَّفُ عَلَى أُمَّتِي أَئِمَّةً مُضِلِّينَ “Sesungguhnya, yang paling aku khawatirkan atas dirimu ialah para pemimpin yang menyesatkan”. [HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi]. Salah satu tugas pemimpin adalah membimbing orang yang dipimpinnya menuju kepada arah yang benar. Ia juga dituntut untuk mampu memberi solusi atas persoalan rakyatnya. Dengan demikian, seorang pemimpin harus memiliki kapabilitas yang memadai. Tanpa landasan itu, ia hanya akan menyesatkan rakyatnya. Hal ini ditegaskan Nabi dalam sabda beliau: إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا “Sesungguhnya, Allah tidak mencabut ilmu secara sekaligus dari umat manusia, namun Allah mencabutnya dengan cara mewafatkan para ulama. Sehingga apabila tidak lagi tersisa seorang pun ulama, manusia mengangkat orang-orang jahil sebagai pemimpin. Ketika dimintai pendapat, para pemimpin itu berfatwa ilmu. Akhirnya mereka sesat lagi menyesatkan” [HR. Al Bukhari]. Keengganan orang-orang yang kapabel untuk menjadi pemimpin adalah salah satu sebab bertahtanya para pemimpin bodoh. Selain itu, kekeliruan memilih pemimpin menjadi sebab terbesarnya. Kesalahan itu dapat terjadi karena si pemilih tidak dibimbing oleh petunjuk syariat dalam mengangkat pemimpin, atau karena cara pandang yang salah terhadap kepemimpinan. Fungsi Kepemimpinan Islam mewajibkan adanya kepemimpinan karena pentingnya fungsi kepemimpinan itu. Diantara fungsinya adalah: Pertama, mencegah kezaliman. Imam Ibnu Katsir menjelaskan hal ini dengan merujuk QS. Al-Baqarah 251: وَلَوۡلَا دَفۡعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعۡضَهُم بِبَعۡضٖ لَّفَسَدَتِ ٱلۡأَرۡضُ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ ذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. Terhadap ayat ini Ibnu Katsir menjelaskan: لَوْلَا إِقَامَةُ الْمُلُوكِ حُكَّامًا عَلَى النَّاسِ لَأَكَلَ قَوِيُّ النَّاسِ ضَعِيفَهُمْ Seandainya tidak ada kekuasaan yang ditegakkan oleh para penguasa terhadap manusia, maka orang yang kuat akan menghabisi orang yang lemah (Ibnu Katsir, Qashas al-Anbiya, II/265). Pepatah latin mengatakan bahwa manusia adalah homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi lainnya). Dengan demikian kekuasaan berfungsi untuk membatasi tabiat manusia yang dengan kekuatannya dapat berbuat kezaliman kepada pihak yang lemah. Sehingga, dalam suatu riwayat dari Abu Bakrah disebutkan: اَلسُّلْطَانُ ظِلُّ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ فَمَنْ أَكْرَمَهُ أَكْرَمَهُ اللَّهُ وَمَنْ أَهَانَهُ أَهَانَهُ اللَّهُ Penguasa adalah naungan Allah di muka bumi. Barangsiapa memuliakannya, Allah pun memuliakannya. Barangsiapa menghinakannya, Allah pun akan menghinakannya pula (Ibnu Atsir, Usud al-Ghabah, h. 929). Kedua, menegakkan hukum Allah. Utsman bin Affan t berkata: إِنَّ اللَّهَ لَيَزِعُ بِالسُّلْطَانِ مَا لَا يَزِعُ بِالْقُرْآنِ “Sesungguhnya Allah mencegah dengan kekuasaan (manusia) apa-apa yang tidak bisa dicegah dengan Al-Qur`an.” (Ibnu Katsir, Qishah al-Anbiya, 265). Lewat Al-Quran Allah mencegah manusia melakukan perbuatan buruk. Orang beriman tentu akan berusaha menjauhi larangan Allah tersebut. Namun banyak dijumpai betapa orang yang mengaku beriman dapat pula melanggar larangan Allah. Sebabnya antara lain karena pelanggaran tersebut tidak mengakibatkan hukuman secara langsung di dunia. Disinilah kekuasaan memiliki fungsi untuk menegakkan hukum Allah agar ditaati. Allah memberi kewenangan pada penguasa untuk membuat hukum ta’zir (hukum yang penerapannya diserahkan kepada punguasa). Ancaman sanksi yang ada dalam hukum ta’zir itu dapat memaksa orang lain agar taat kepada aturan hukum. Ketiga, menyejahterakan rakyat. Rasulullah SAW bersabda: مَنْ وَلَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا مِنْ أَمْرِ الْمُسْلِمِينَ فَاحْتَجَبَ دُونَ حَاجَتِهِمْ وَخَلَّتِهِمْ وَفَقْرِهِمْ احْتَجَبَ اللَّهُ عَنْهُ دُونَ حَاجَتِهِ وَخَلَّتِهِ وَفَقْرِهِ Siapa yang diserahi Allah mengatur kepentingan kaum muslimin, namun kemudian ia bersembunyi dari kebutuhan mereka, kemiskinan mereka, dan kefakiran mereka, maka Allah akan menolak kebutuhannya, kemiskinannya serta kefakirannya (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzy). Hadits ini menyiratkan bahwa diantara fungsi kepemimpinan adalah untuk menyejahterakan rakyat. Jika pemimpin itu tidak bersungguh-sungguh berupaya memenuhi kebutuhan rakyat, maka ia diancam tidak akan masuk surga. Nabi SAW bersabda: مَا مِنْ أَمِيرٍ يَلِي أَمْرَ الْمُسْلِمِينَ ثُمَّ لَا يَجْهَدُ لَهُمْ وَيَنْصَحُ إِلَّا لَمْ يَدْخُلْ مَعَهُمْ الْجَنَّةَ Tidaklah seorang pemimpin yang menangani urusan kaum muslimin, tetapi tidak berusaha semaksimal mungkin untuk mengurusi mereka dan memberikan arahan kepada mereka, kecuali dia tidak akan bisa masuk surga bersama kaum muslimin itu (HR. Muslim). Melihat fungsi-fungsi tersebut, maka kepemimpinan dalam Islam bukanlah urusan menikmati kekuasaan belaka, melainkan berfungsi untuk membimbing rakyatnya meraih kemaslahatan di dunia dan akhirat. Semua fungsi kepemimpinan itu kemudian dirangkum oleh Imam Al-Mawardi yang memberi definisi kepemimpinan. Beliau mengatakan: اَلْاِمَامَةُ مَوضُوعَةٌ لِخِلَافَةِ النُّبُوَّةِ فِى حِرَاسَةِ الدِّيْنِ وَسِيَاسِيَةِ الدُّنْيَا Kepemimpinan itu berfungsi untuk menggantikan tugas kenabian dalam menjaga agama dan mengatur urusan dunia. (Al-Mawardi, Al-Ahkam as-Sulthaniyah, h. 4). Tugas kenabian yang dilanjutkan itu tentu bukan untuk menerima wahyu, melainkan menjaga keberlangsungan dakwah Islam dan menegakkan hukum-hukum agama. Selain itu, juga untuk mengatur kemaslahatan kaum muslimin dalam urusan keduniaan. Sehingga, ketika seseorang memilih pemimpin hanya dengan pertimbangan material belaka, tentu ia berpotensi besar untuk terjerumus dalam kekeliruan. Karena itulah maka Islam telah memberi petunjuk kepada umatnya dalam masalah kepemimpinan ini. Islam mengatur siapa saja yang tidak boleh dipilih sebagai pemimpin, siapa yang layak untuk dipilih sebagai pemimpin, serta bagaimana kriterianya. Kriteria Pemimpin Dengan adanya fungsi yang kompleks dan tanggung jawab yang berat tersebut, maka tidak setiap orang dapat diangkat sebagai pemimpin. Karena itu para ulama merumuskan mengenai kriteria yang harus ada pada calon pemimpin. Imam Al-Mawardi, dalam kitabnya, …
Sleman, Pdmsleman.Or.Id Bertempat di SMK Muhammadiyah 1 Sleman berlangsung bimbingan teknis saksi TPS Ir. H. Ahmad Syauqi Soeratno (SQ) pada Ahad 7 Januari 2024. Pagi. Jam 8-10. Hadir ketua PCM Sleman dan beberapa jajarannya. Ketua Tim pemenangan SQ kapanewon Sleman, Agus Nuruddin BA, ratusan saksi. Ketua PCM Sleman Prof Zahrul Mufrodi ST MT mengatakan niat suci sebagai saksi harus disertai dengan upaya yang sungguh-sungguh. “Semoga kehadiran saksi TPS SQ dapat memberikan dampak yang lebih baik terutama dalam perolehan suara,” terang Zahrul. Kerja sama selama ini mulai dari wilayah, daerah, cabang hingga ranting sebagai bukti nyata adanya kolaborasi di tubuh Muhammadiyah. “Harapan saya kerja sama tidak hanya pas momen pemilu namun di luar itu tetap semangat kerja sama. Tugas menjadi saksi SQ adalah tugas mulia dan kita patut bangga,” terangnya. SQ dalam perjalanan menjadi duta Muhammadiyah untuk menjadi senator di gedung dewan pusat, DPD bukan datang begitu saja, namun melalui seleksi panjang dari tingkat bawah. ” SQ dimata saya adalah orang baik. Selain pinter, Soleh dan satu lagi dermawan. Maka tidak perlu diragukan lagi’ tandas Zahrul Mufrodi yang teman SMP SQ. Acara dilanjutkan dengan pemberian materi bimtek oleh Ari Rusdiantoro dan bimtek di bagi menjadi dua kelompok. Secara teknis dan IT bagaimana prakteknya. Reportase H. Ashari SIP PCM Sleman, MPI PDM Sleman