Muhammadiyah Ranting Sleman Merancang Program Kerja, ada Kajian Sabtu Sore

Sleman, Pdmsleman.Or.Id Rapat Kerja (Raker) merupakan rapat atau diskusi dalam suatu organisasi yang bertujuan membahas program kerja yang akan dilaksanakan dalam suatu periode tertentu. Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sleman sebagai organisasi dakwah sosial juga melaksanakan Raker guna merancang program kerja selama satu periode. Dengan raker ini diharapkan dapat memaksimalkan kerja kerja nyata dakwah di Muhammadiyah Ranting Sleman. Acara ini dilaksanakan di Episentrum Resto, Jl. Kaliurang, Sleman pada 3 Maret 2024 pagi sampai dengan siang menjelang sore. Sejumlah 30 an orang yang terdiri dari anggota Pimpinan Harian, anggota Majelis yang ada di PRM Sleman aktif mengikuti Raker ini. Berbagai macam rencana program kerja di bahas dalam Raker ini, salah satu program kerja rutin yang sudah berjalan sejak periode sebelumnya yaitu Kajian Sabtu Sore (KSS) sepekan sekali di Gedung Dakwah Muhammadiyah Ranting Sleman. Ketua PRM Sleman H. Moh Hasim pada saat Raker menyampaikan ” program terdekat segera melaksanakan program peneguhan ideologi Ke-Muhammadiyahan”. Ketua PRM Sleman menambahkan, Alhamdulillah Raker berjalan lancar berkat masukan dari pimpinan harian dan majelis, ada kesepakatan dan komitmen bersama untuk melaksanakan rencana kerja tersebut dalam periode kepemimpinan saat ini. Reportase Rhomandika Cahyo Nugroho PRM Sleman Editor Ariief Hartanto, MPI PDM SLeman

Loading

Wisuda Iqro’ SD Muhammadiyah Pakem, Membentuk Generasi Qurani yang Berkarakter Islami  

Pakem, Pdmsleman.Or.Id Sabtu 2 Maret 2024, SD Muhammadiyah Pakem telah mewisuda 85 siswa yang sudah menyelesaikan belajar iqra’nya sehingga diaggap layak dan mampu untuk membaca Al-Quran. Kegiatan tersebut dengan tema “Membentuk Generasi Qurani yang Berkarakter Islami”. Kegiatan wisuda iqra merupakan kegiatan rutin tahunan yang diperuntukkan bagi siswa-siswi kelas 1 yang sudah menyelesaikan iqra’nya sehingga sudah fasih membaca Al-Quran.           Kegiatan ini dilaksanakan di halaman SD Muhammadiyah Pakem. Sebelum acara wisuda dimulai, terlebih dahulu ditampilkan beberapa hiburan dari peserta didik, untuk menghibur para tamu undangan. Hiburan tersebut antara lain Kalam Illahi dan Saritiawah yang dibawakan oleh Evan dan Nisa siswa kelas 5, menyanyi solo yang ditampilkan oleh Zaura siswa kelas 3 yang menyantikan lagu “Do Bi Doo”, Tari Sintren ditampilkan oleh Rahma dan Kayla siswa kelas 3, Pantomim ditampilkan oleh Fahira kelas 5 dan Bilqis kelas 4, serta paduan suara siswi kelas 4 dan 5 yang menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Muhammadiyah. Sarjono, S,Ag. Selaku perwakilan Kepala Sekolah memberikan sambutannya “ kami memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada segenap pihak yang beruaha kelas menyukseskan acara wisuda tersebut. Serta berharap semoga para wisudawan dan wisudawati kelak menjadi generasi qurani yang berkarakter islami”. Sementara perwakilan dari PCM Pakem H. Ridwan Hasyim dalam sambutannya menyatakan “ apresiasi yang sangat tinggi kepada SD Muhammadiyah Pakem yang telah melahirkan generasi yang tidak hanya pandai dalam ilmu dunia saja, tetapi pandai dalam ilmu agama salah satunya membiasakan membaca AL-Quran sejak dini”.             Acara wisuda ditutup dengan cerita dongeng yang disampaikan oleh Bunda Dewi, dilanjutkan doa penutup oleh Warjono Dikdasmen PCM Pakem. Reportase        : Erlin Noviyanti Prihastuti, S.Pd. SD Muhammadiyah Pakem Editor              : Arief Hartanto  MPI PDM Sleman

Loading

NALIKANE LINGSIR WENGI

Catatan kecil. (Spesial SQ bagian 14).__ Saya sempat menyapu pandang pada jam dinding besar, yang terpasang di atas kusen pintu ruang utama Ngloji. “Ahh … Masih belum terlalu malam kok”, batin saya. “Tapi, mengapa beberapa tim IT dan kordes yang perempuan, nampak sudah mulai berkemas kemas ?”, batin saya. Saya terkecoh. Rupanya, jam dinding besar itu lebih lambat 30 menit dari yang semestinya. Berarti saat ini sudah jam 22.30. Waktu yang cukup larut buat teman teman perempuan itu. Satu per satu, mereka pamit. Undur diri. Sementara itu, di ruang sayap Utara, para senior kordes itu masih setia di tempat. Menunggu para saksi menyerahkan. salinan C1 hasil. Namun, itu hanya beberapa saat saja. Sesaat kemudian, bapak bapak itu juga undur diri. Berkas salinan C1 yang diserahkan oleh saksi, kemudian diserahterimakan kepada Kordes yang lebih muda. Tiba tiba, muncullah Mbak Handayani. Saksi Syauqi dari TPS Botokan. Rupanya, dia diantar oleh Sang Suami, Mas Murjono. Menyerahkan salinan C1 hasil. Pak Satidjo, melalui group SQ Sendangarum, memutuskan untuk membawa pulang berkasnya. Dan bersedia menerima penyerahan berkas di kediamannya, besok hari. Demikian pula dengan Pak Wagiyo, untuk yang Sendangsari. Jadi, praktis tinggal yang Sendangrejo, Sendangagung dan Sendangmulyo yang masih menerima penyerahan berkas salinan C1. Sesaat kemudian, semua tim IT dan kordes juga undur diri. Tinggal Mas Fathan yang bertahan. Itupun tidak lama, sesaat kemudian, iapun undur diri. Semua berkas salinan C1 hasil diserahkan ke saya. Saya sempat kembali melirik jam dinding itu. Pukul : 11.00 malam. Ups, salah. Harus ditambah 30 menit. Berarti, pukul : 11.30 malam. Malam merangkak pelan. Sepi. Sunyi. Semua bunyi telah sembunyi. Hanya tinggal 3 orang yang sekilas masih terlihat. Ada Mas Sunu dan Pak Samija. Serta satu orang lagi, entah siapa. Tidak begitu jelas. Pak Samija adalah saksi Syauqi di TPS 03 Sendangarum. Tiba tiba, datanglah seorang saksi perempuan. Dari TPS Sendangagung. Saya pikir, dia sendirian. Ternyata, diantar ibunya. Saya harus bertahan 30 menit lagi. Group saksi SQ sudah sepi. Sudah tidak ada lagi komentar. Akhirnya, jam dinding itu menunjuk : 11.30 Itu artinya : pukul 00.00. Saya mulai berkemas kemas. Mas Sunu dan Pak Samija membantu menutup semua jendela dan pintu Ngloji. Serta membersihkan sisa makanan dan wadah makan dan minum yang berserak di sana sini. Tepat 00.10. Saya dan Pak Samija undur dirii. Sedangkan Mas Sunu masih bertahan di Ngloji. Ada satu orang lagi, yang masih ada di ruang LazisMu. Tapi tidak jelas, siapa ia. Seingat saya, sedari tadi, ia hanya tidur di kursi ruang LazisMu. “Aku balik sik ya Mas !?”, kata saya. “Ya wis ati ati !”, jawab Mas Sunu. “Ora bali pa ?”, tanya saya. “Ya sik. Dela engkas !”, jawabnya. Sayapun segera memacu motor. Otw. “Ngalup nyang hamur”. Begitu sampai di rumah, “Weh, jam pira marine TPS kene mau ?”, tanya saya ke istri saya. “Baru saja selesai. Tas wae lungguh iki”, jawabnya. Ketika baru saja saya duduk, tiba-tiba, HP saya bergetar. Ada panggilan masuk. Nomer yang tak dikenal. “Hallo… Assalammu ‘alaikum. Mas Dwi”. “Wa alaikum slm wrwb. Sinten nggih niki ?”, tanya saya. “Kula Rochmani Mas”. “Pripun Pak Rochmani ?”. “Kok jarene Ngloji mpun tutup nggih ? “, katanya. “Nggih Pak. Niki sesuai kesepakatan wau. Justru usule saking beberapa saksi. Terus dirembug kalih tim TPC SQ. Lajeng diputuske penerimaan salinan C1 ngantos jam 00.00. Mulane, wau Ngloji mpun ditutup. Dilajengje besok pagi”, jelas saya. “Wah pripun nek ngoten niku ?”, katanya. “Lhoh Pak. Nyuwun sewu. Niki sing mutuske sanes kula piyambak lho. Niki wau sampun disepakati kalih sedaya anggota tim TPC. Usulane malah saking beberapa saksi”, terang saya. “Wah, kudune nggih nunggu saksi. Ampun tutup riyin. Lha niki kula tasih teng TPS. Njenengan wis bali. Kudune rak ya sithik edhing ngoten lho”, sambungnya.. Begitu mendengar kalimat terakhir dari Pak Rochmani itu, saya langsung berdiri. Rasa kantuk saya langsung hilang. Saya langsung membalas Pak Rochmani : ” Sudah pak. Gini aja. Njenengan jam berapa akan nyerahkan salinan C1 ?”. “Nggih paling setengah jam an malih Mas !”, katanya. “Nggih pun. Kula tengga teng Ngloji !”, tegas saya. Saya langsung ingat Mas Sunu. Saya menghubunginya : “Hallo … Mas Sekjend apakah masih posisi di Ngloji ?”. “Masih …!. Piye …?”, katanya. “Tolong, lawange Ngloji dibuka !. Aku arep mrono maneh !”, kata saya. Saya lalu bergegas mengambil tas berisi berkas berkas salinan C1. Mengambil kunci motor. Lalu bergegas keluar. Tiba tiba, saya ingat anak mbarep saya. Yang jadi saksi SQ di TPS 07 Sembuhan Kidul. “Fadhli wis mulih tah ?” tanya saya kepada istri saya. “Durung !. Kasihan anak itu. Mbok nanti ditiliki !”, sambungnya. Sebelum meluncur ke Ngloji, saya sempat membuat pengumuman di Group saksi SQ Minggir. “NGLOJI DI BUKA LAGI. 24 JAM”. Sayapun segera memacu motor. Kembali ke Wisma Ngloji. Nampak, Mas Sunu masih ada di sana. Seseorang yang sedari tadi tidur di kursi Lazis, juga masih ada di sana. Masih tidur. Begitu saya masuk ruangan Lazis, ia terbangun. Beberapa saat kemudian, ada suara motor berhenti di halaman Ngloji. Dua orang anak muda masuk. Menyerahkan salinan C1 hasil.Saksi dari TPS Sendangagung. Tiba-tiba, seseorang yang sedari tadi tidur dan kemudian bangun itu, nampak duduk di kursi. Lalu berkata : “Kudune, nek pas ana acara kaya ngene iki, panitia kudu sigap. Kantor ora oleh tutup. Buka 24 jam”. Saya cuma mendengarkannya, Ia masih berkata lagi : “Blaaa …. Blaaa ….Blaaa …”. Saya mulai terpancing : “He ….Mas …. Sampeyan iki gak ngerti kenthang kimpule. Dadi gak usah melok melok !”.(*) Minggir, 25 Feb. 2024.Waktu hujan lebat, sebelum Ashar. Uwik DS.

Loading

MALAM SERIBU KISAH

Catatan kecil. (Spesial SQ bagian 13).Sore sudah berganti malam. Adzan Isya sudah lewat beberapa saat. Kami masih fokus di Posko Wisma Ngloji. Tetap dengan kekuatan penuh. Tiba-tiba, di group saksi SQ Minggir ada barita masuk. “Kalau mau nyerahkan hasil salinan C1 kemana ya ?”, tanya seorang saksi. Saya segera menjawab : “Ke Posko Ngloji. Serahkan ke kordesnya masing masing. Setelah menerima salinan C1 hasil, kordes akan menyerahkan uang transport saksi”. Tiba tiba, Mas Fathan memberitahu saya : “Pak Dwi, nyuwun sewu. Mohon sekalian disampaikan ke saksi. Bahwa salinan C1 hasilnya, sebelum diserahkan ke Ngloji harus sudah ditandatangani oleh KPPS serta seluruh saksi DPD di TPS yang bersangkutan”. “Oke. Mas. Makasih”, jawab saya. “Satu lagi Pak. Bahwa salinan C1 yang ditanda tangani itu jumlahnya 3 lembar”, sambung Mas Fathan. Maka, buru buru, saya segera memberikan pengumuman di Group saksi SQ Minggir, terkait dengan hal tersebut. Waktu terus merangkak. Tim IT dan kordes Sendangarum nampak sudah mulai melakukan pengecekkan ulang. Tanda bahwa di tim mereka, pekerjaannya sudah hampir rampung. Tapi, masih ada beberapa tim di ranting lain yang masih sibuk. Salah satunya justru di ranting Sendangmulyo. Yang adalah tim bagian saya dan Raihan. “Ada kendala apa Mas ?”, tanya saya ke Mas Fathan. “Ini masih ada 3 orang saksi yang sama sekali belum kirim data dan foto C Plano Pak”, jelasnya. “Saksinya sudah dihubungi kah ?”, tanya saya. “Mas Raihan sudah beberapa kali WA dan nelpon saksinya. Tapi tidak terhubung”, jelasnya. Di Tim Sendangmulyo inilah satu satunya tim yang merupakan tim dengan kerjasama antara guru dan murid. Mas Fathan adalah guru TI di SMAN Seyegan. Dan Raihan adalah muridnya. Raihan sudah lulus tahun lalu. “Apakah opsi terakhir sudah ditempuh ?”,:tanya saya. “Wah maaf Pak. Kayaknya saya tidak ada teman yang menjadi KPPS di TPS tersebut”, jelasnya. “Oke… Oke… Kalau gitu, kita akan turun ke TPS tersebut”, kata saya. Maka, saya dan Raihan, terpaksa turun. Meluncur ke TPS yang bermasalah tersebut. Tak butuh waktu lama, kami sampai lokasi. Raihan menemui saksi Syauqi di TPS. Mereka terlibat perbincangan. Saya berada di kejauhan. Nampak, Raihan agak kewalahan. Sayapun mendekat. Ikut dalam pembicaraan. Ternyata, si saksi tidak membawa HP. “Nembe kula chas Pak !”, katanya. Saya langsung jelaskan ke bapak saksi : “Njenengan mangkih, langsung kondur mawon. Mendhet HP ne. Lajeng, nika lembaran C1 Plano nika sing ditempel teng ngajeng nika, mang foto. Terus mang kirim teng nggene HP ne Mas Raihan niki nggih”. “O nggih Pak. Matur nuwun. Mangkih kula pendhete”, sambungnya. “Sak estu lho Pak nggih ! Kula tengga !”, tegas saya. Kamipun meluncur pulang. Balik ke posko Ngloji. Waktu terus merambat. Tak bisa dihadang, walaupun sesaat. Semakin malam. Tiba tiba, di Group saksi SQ Minggir,“Mohon info. Ini ternyata salinan C1 hasilnya belum bisa kami dapatkan. Kata panitia, nanti diberikan ke saksi, menunggu penghitungan suara selesai semua”, kata seorang saksi. Dan, setelah itu, Group Saksi SQ Minggir bertambah riuh. Banyak saksi yang memberikan komentar senada. “Pak Dwi, mohon kebijakannya. Kalau seperti itu, kami bisa nunggu sampai tengah malam ini”, sela seorang saksi. “Sampai Subuh, bisa bisa belum selesai ini Pak !”, kata yang lain lagi. Saya segera tanggap. Saya berikan pengumuman di Group saksi SQ : “Terkait dengan pengumpulan salinan C1, Posko Ngloji akan buka 24 jam. Nanti akan ada petugas yang berjaga”. Tiba tiba, kordes Sendangrejo, Mas Nur Sahid menghampiri saya. “Pak, ini ada beberapa saksi kami, yang sampai dengan saat ini masih nunggu salinan C1. Kasusnya sama dengan yang lain. Mereka belum dikasih salinannya”, katanya. “Maksud saya begini Pak. Berhubung beberapa saksi kami, terutama yang ibu ibu dan yang sepuh sepuh itu, mereka kalau nunggu sampai tengah malam atau bahkan pagi besok, kan kasihan”. “Ini kami hanya menyampaikan usulan yang datang dari mereka. Apakah boleh, misalnya mereka malam ini pulang dulu. Dan salinan C1 nya baru akan diambil besok pagi. Lalu, akan diserahkan ke Ngloji besok pagi juga”. Setelah mendengarkan usulan Mas Nur Sahid itu, saya lalu berdiri. Berjalan menyeberang ke ruang sayap Utara. Tempat para senior kordes dan ketua TPC berada. Saya sampaikan masukan dari mas Nur Sahid itu. Semua senior kordes mendukung. Dan menyepakati. Bahwa : Berbekal hasil kesepakatan dengan senior kordes dan ketua TPC tersebut, sayapun segera menelpon Mas EnKa. Panjang lebar saya ceritakan kepadanya. Mas EnKa juga menyetujui kesepakatan itu. Saya sempat membaca suasana Group Saksi SQ Minggir. Nadanya tetap sama. Mereka menginginkan ada kebijakan. Berbekal tambahan informasi itu, maka saya segera putuskan untuk mengumumkan kesepakatan antara semua tim TPC SQ. “Mohon maaf nggih Bapak Ibu, Mas Mbak saksi SQ. Kami tidak bisa memberikan kebijakan, seperti yang Anda semua harapkan. Sampai saat ini, kami masih berpegang pada kebijakan TPD. Bahwa salinan C1 nya harus ditandantangani dulu. Baru kemudian diserahkan ke Posko”. “Berdasarkan usulan dari beberapa saksi sendiri serta kesepakatan dengan seluruh anggota TPC SQ Minggir, maka kami putuskan : Posko Ngloji akan ditutup pada pukul 24.00. Sehingga penyerahan salinan C1 maksimal akan dilayani sampai jam 24.00”. “Selanjutnya, Ngloji akan dibuka kembali besok pagi”.(*) Minggir, 25 Feb. 2024Selepas pulang dari sawah. Uwik DS.

Loading